sejarah berkembangnya musik di Indonesia
Apabila
ditelusuri melalui sejarahnya, musik barat berkembang di Indonesia berawal dari
bagian timur pelaut Spanyol dan Portugis dalam konteks imperialis abad XVI.
Mereka mengenalkan musik seni Eropa, dengan iringan Cavaguin ho (ukulele),
biola, gitar, dan sebagainya sebagai sarana hiburan para pelaut dan pemukim di
sekitar mereka.
Pada tahun
1930-an, beberapa stasiun radio kolonial di beberapa kota di nusantara
mengundang minat musik yang lebih besar. Berbagai jenis musik disiarkan di
radio, tayangan film, atau putaran gramafon yang hampir seluruhnya produksi
impor. Jenis musik yang pertama kali dicetak secara domestik adalah musik
hiburan Belanda dan gamelan Jawa, Sunda, Bali, terutama keraton Surakarta dan
Yogyakarta, istana Kalungkung dan Peliatan Gianyar, serta gamelan degung dan
Cianjuran dari Priangan.
Tahun 1950
merupakan perkembangan musik Indonesia yang sesungguhnya. Tahun tersebut
merupakan awal pembinaan musik melalui disiplin akademik, beberapa orang muda
Indonesia meneruskan perjalanan musik ke luar negeri, seperti ke Roma,
Amsterdam, London, Brussels, Perancis, Berlin, New York, Moscow, Praha, dan
Inggris. Tahun 1950-an mulai dibuka sekolah musik seperti sekolah musik
Indonesia sekarang ISI, yayasan pendidikan Musdi (YPM) di Jakarta, musik di
IKIP Yogyakarta, Malang, Bandung, Jakarta. Tahun 1960 mulai
berkembang grup-grup musik, seperti Koes Plus, Panbers, Mercys, D’loyd dan
sebagainya. Perkembangan sampai sekarang dalam keadaan semakin baik dan banyak
penggemar yang menginginkan lagu-lagunya. Musik modern
ialah musik yang lahir dan berkembang di daerah tertentu dan diwariskan secara
turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contoh: Gong
Renteng, yang di kembangkan oleh masyarakat Lebakwangi,
Jawa Barat.
Ciri-ciri umum
musik tradisi :
1. Ide
musik tradisi disampaikan oleh komponis tidak melalui tulisan (notasi
/partitur), tetapi secara lisan. Maksudnya di sebarkan dari mulut ke mulut, hingga di kenal
oleh masytarakat daerah tersebut.
2. Musik
tradisi diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Generasi tua
mengajarkan dan mengenalkan music daerah kepada generasi muda.ingat!! secara
lisan.
3. Syair
lagu music tradisi, sudah pasti berbahasa daerah. Selain itu, alunan melodi dan
iramanya juga menunjukkan ciri khas kedaerahan. Misalnya, syair lagu
dari daerah sumatera menggunakan bahasa sumatera. Demikian juga di jawa. Contoh
lainnya, syair lagu daerah Jakarta umumnya berbahasa betawi.
4. Music
drasi melibatkan alat – alat music daerah dalam komposisinya. Music dan lagu –
lagu daerah di Indonesia dibawakan dengan alat – alat music khas dari daerah
masing – masing. Contoh lagu daerah jawa umumnya diiringi oleh alat music khas
jawa, yakni gamelan. Lagu daerah Sulawesi utara diiringi dengan kolintang.
5. Musik
tradisi umumnya merupakan bagian dari upacara ritual kebudayaan masyarakatnya.
Contoh, music gong luang dari bali yang biasa dipergunakan untuk mengiringi
upacara kematian ( ngaben ).
Dari pengertian dan ciri2 musik tradisi tersebut, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa music tradisi cenderung bersifat eksklusif. Artinya , music ini tidak dapat dinikmati secara luas
oleh masyarakat di luar kebudayaan yang melahirkan music tersebut. Komposisi,
fungsi, nilai, dan karakteristik syair music tradisi suatu masyarakat sangatlah
khas sehingga tidak mudah untuk dinikmati/diterima sebagai bagian dari
kebudayaan masyarakat lain.
No comments:
Post a Comment