Friday, September 20, 2013

Perkembangan Musik

sejarah berkembangnya musik di Indonesia

Apabila ditelusuri melalui sejarahnya, musik barat berkembang di Indonesia berawal dari bagian timur pelaut Spanyol dan Portugis dalam konteks imperialis abad XVI. Mereka mengenalkan musik seni Eropa, dengan iringan Cavaguin ho (ukulele), biola, gitar, dan sebagainya sebagai sarana hiburan para pelaut dan pemukim di sekitar mereka.
Pada tahun 1930-an, beberapa stasiun radio kolonial di beberapa kota di nusantara mengundang minat musik yang lebih besar. Berbagai jenis musik disiarkan di radio, tayangan film, atau putaran gramafon yang hampir seluruhnya produksi impor. Jenis musik yang pertama kali dicetak secara domestik adalah musik hiburan Belanda dan gamelan Jawa, Sunda, Bali, terutama keraton Surakarta dan Yogyakarta, istana Kalungkung dan Peliatan Gianyar, serta gamelan degung dan Cianjuran dari Priangan.
Tahun 1950 merupakan perkembangan musik Indonesia yang sesungguhnya. Tahun tersebut merupakan awal pembinaan musik melalui disiplin akademik, beberapa orang muda Indonesia meneruskan perjalanan musik ke luar negeri, seperti ke Roma, Amsterdam, London, Brussels, Perancis, Berlin, New York, Moscow, Praha, dan Inggris. Tahun 1950-an mulai dibuka sekolah musik seperti sekolah musik Indonesia sekarang ISI, yayasan pendidikan Musdi (YPM) di Jakarta, musik di IKIP Yogyakarta, Malang, Bandung, Jakarta. Tahun 1960 mulai berkembang grup-grup musik, seperti Koes Plus, Panbers, Mercys, D’loyd dan sebagainya. Perkembangan sampai sekarang dalam keadaan semakin baik dan banyak penggemar yang menginginkan lagu-lagunya. Musik modern ialah musik yang lahir dan berkembang di daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contoh: Gong Renteng, yang di kembangkan oleh masyarakat Lebakwangi, Jawa Barat.

Ciri-ciri umum musik tradisi :
1.         Ide musik tradisi disampaikan oleh komponis tidak melalui tulisan (notasi /partitur), tetapi secara lisan. Maksudnya di sebarkan dari mulut ke mulut, hingga di kenal oleh masytarakat daerah tersebut.
2.         Musik tradisi diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Generasi tua mengajarkan dan mengenalkan music daerah kepada generasi muda.ingat!! secara lisan.
3.          Syair lagu music tradisi, sudah pasti berbahasa daerah. Selain itu, alunan melodi dan iramanya juga menunjukkan ciri khas kedaerahan. Misalnya, syair lagu dari daerah sumatera menggunakan bahasa sumatera. Demikian juga di jawa. Contoh lainnya, syair lagu daerah Jakarta umumnya berbahasa betawi.
4.         Music drasi melibatkan alat – alat music daerah dalam komposisinya. Music dan lagu – lagu daerah di Indonesia dibawakan dengan alat – alat music khas dari daerah masing – masing. Contoh lagu daerah jawa umumnya diiringi oleh alat music khas jawa, yakni gamelan. Lagu daerah Sulawesi utara diiringi dengan kolintang.
5.         Musik tradisi umumnya merupakan bagian dari upacara ritual kebudayaan masyarakatnya. Contoh, music gong luang dari bali yang biasa dipergunakan untuk mengiringi upacara kematian ( ngaben ).
Dari pengertian dan ciri2 musik tradisi tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa music tradisi cenderung bersifat eksklusif. Artinya , music ini tidak dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat di luar kebudayaan yang melahirkan music tersebut. Komposisi, fungsi, nilai, dan karakteristik syair music tradisi suatu masyarakat sangatlah khas sehingga tidak mudah untuk dinikmati/diterima sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat lain.

No comments:

Post a Comment