Saturday, September 21, 2013


BAB 1
PENGERTIAN MUSIK

            Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun dari waktu ke waktu beraneka ragam bunyi, seperti klakson maupun mesin sepeda motor dan mobil, handphone, radio, televisi, tape recorder, dan sebagainya senantiasa mengerumuni kita, tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik karena sebuah karya musik harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut merupakan suatu system yang ditopang oleh berbagai komponen seperti melodi, harmoni, ritme, timbre (warna suara), tempo, dinamika, dan bentuk. Sebelum lebih jauh membahas syarat-syarat tersebut berikut aspek-aspek lain yang terkait dengannya seperti sejarah musik, pencipta musik, karya-karya musik, dan berbagai formasi pertunjukan musik, bab ini akan terlebih dahulu meninjau beberapa definisi tentang musik, fungsi musik, dan jenis-jenis musik.

1.1 Pengertian Musik
            Walaupun banyak dari para ahli musik telah mencoba memberikan definisi tentang musik, namun hingga kini belum ada satupun yang diyakini merupakan satu-satunya pengertian yang paling lengkap. Tampaknya ada yang memahami musik sebagai kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengarannya. Di samping itu ada juga yang pemahamannya bertolak dari asumsi bahwa musik adalah suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. Walaupun demikian ada juga yang berbeda pandangan dari kedua model tersebut. Terlepas dari berbagai perbedaan sudut pandang tersebut, beberapa definisi berikut ini dapat membantu kita untuk memahami pengertian tentang musik. Dari penulis-penulis Indonesia di antaranya dapat dijumpai sejumlah definisi tentang musik: Jamalus (1988, 1) berpendapat bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Rina (2003, 9) setuju dengan pendapat bahwa musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyibunyian. Prier (1991, 9) setuju dengan pendapat Aristoteles bahwa music merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.

            Menurut ahli perkamusan (lexicographer) musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”1 Walaupun demikian selama berabad-abad para ahli menganggap bahwa definisi kamus tersebut kurang memuaskan. Sebagai alternatif, di antaranya ada yang memahami musik sebagai ”bahasa para dewa”; yang lainmengatakan bahwa: ”music begins where speech ends” (musik mulai ketika ucapan berhenti). Romain Rolland berpendapat bahwa music adalah suatu janji keabadian; bagi Sydney Smith musik ialah satusatunya pesona termurah dan halal di muka bumi. Goethe berpendapat bahwa musik mengangkat dan memuliakan apa saja yang diekspresikannya. Mendelssohn meyakini bahwa music dapat mencapai suatu wilayah yang kata-kata tidak sanggup mengikutinya, dan Tchaikovsky berkata bahwa musik adalah ilham yang menurunkan kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik adalah logika bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat. Ia merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan bunyi, yang terorganisasi dan terkristalisasi. Sehubungan dengan itu Herbert Spencer, seorang filsuf Inggris mempertimbangkan musik sebagai seni murni tertinggi yang terhormat. Dengan demikian musik adalah pengalaman estetis yang tidak mudah dibandingkan pada setiap orang, sebagaimana seseorang dapat mengatakan sesuatu dengan berbagai cara (Ewen 1963, vii-viii).Dari perspektif interpretasi atau penikmatannya, musik juga dapat dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut Machlis (1963, 4) memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama
seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan  pemahaman. Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda. Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada
memiliki pengertian karena hubungannya dengan nada-nada yang lain. Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang spesifik sedangkan music menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari pikiran atauperasaan. Dari beberapa pendapat di atas setidaknya dapat dipahami bahwa musik merupakan salah satu cabang seni pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, musik adalah
1 Terjemahan dari: “The science and art of the rhytmic combination of tones, vocal or
instrumental, embracing melody and harmony for the expression of anything possible by
this means, but chiefly emotional” (Ewen 1963, vii).
ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi jalinan nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental. Di samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas kesatuan unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur, dan ekspresi.


            Menurut ahli perkamusan (lexicographer) musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”1 Walaupun demikian selama berabad-abad para ahli menganggap bahwa definisi kamus tersebut kurang memuaskan. Sebagai alternatif, di antaranya ada yang memahami musik sebagai ”bahasa para dewa”; yang lain mengatakan bahwa: ”music begins where speech ends” (musik mulai ketika ucapan berhenti). Romain Rolland berpendapat bahwa music adalah suatu janji keabadian; bagi Sydney Smith musik ialah satusatunya pesona termurah dan halal di muka bumi. Goethe berpendapat bahwa musik mengangkat dan memuliakan apa saja yang diekspresikannya. Mendelssohn meyakini bahwa music dapat mencapai suatu wilayah yang kata-kata tidak sanggup mengikutinya, dan Tchaikovsky berkata bahwa musik adalah ilham yang menurunkan kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik adalah logika bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat. Ia merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan bunyi, yang terorganisasi dan terkristalisasi. Sehubungan dengan itu Herbert Spencer, seorang filsuf Inggris mempertimbangkan musik sebagai seni murni tertinggi yang terhormat.          Dengan demikian musik adalah pengalaman estetis yang tidak mudah dibandingkan pada setiap orang, sebagaimana seseorang dapat mengatakan sesuatu dengan berbagai cara (Ewen 1963, vii-viii). Dari perspektif interpretasi atau penikmatannya, musik juga dapat dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut Machlis (1963, 4) memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda. Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada memiliki pengertian karena hubungannya dengan nada-nada yang lain. Kata-kata  mengekspresikan ide-ide yang spesifik sedangkan music menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari pikiran atau perasaan.
            Dari beberapa pendapat di atas setidaknya dapat dipahami bahwa musik merupakan salah satu cabang seni pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, musik adalah
1          Terjemahan dari: “The science and art of the rhytmic combination of tones, vocal or
instrumental, embracing melody and harmony for the expression of anything possible by
this means, but chiefly emotional” (Ewen 1963, vii). ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi jalinan nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental.
Di samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas kesatuan unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur, dan ekspresi.

1.2. Manfaat Musik
Dari perspektif filsafat, musik diartikan sebagai bahasa nurani yang menghubungkan pemahaman dan pengertian antar manusia pada sudut-sudut ruang dan waktu, di mana pun kita berada. Oleh karena itu Nietzsche, seorang filsuf Jerman, meyakini bahwa musik tidak diragukan
dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan manusia.
Sehubungan dengan itu ia mengatakan: "Without music, life would be an error." Dalam kenyataannya musik memang memiliki fungsi atau peran yang sangat penting sehingga tidak satupun manusia yang bisa lepas dari keberadaan musik.
1.2.1. Musik Sebagai Hiburan
Aristoteles, filsuf Yunani yang lahir di Stagira pada tahun 384 SM, mengatakan bahwa musik mempunyai kemampuan untuk mendamaikan hati yang gundah. Sehubungan dengan itu musik memiliki efek terapi yang rekreatif dan lebih jauh lagi dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Pandangan Aristoteles ini setidaknya memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam mengarungi bahtera kehidupannya, manusia tidak selalu menjumpai hal-hal yang menyenangkan. Suatu ketika ia bisa mengalami peristiwa yang menyedihkan, memilukan, atau bahkan menyakitkan, sedangkan di lain waktu, bisa juga mengalami peristiwa yang sungguh menyenangkan. Musik dapat mempengaruhi hidup seseorang, hanya dengan musik, suasana ruang batin seseorang dapat dipengaruhi. Entah apakah itu suasana bahagia ataupun sedih, bergantung pada pendengar itu sendiri. Yang pasti, musik dapat memberi semangat pada jiwa yang lelah, resah dan lesu. Apalagi bagi seseorang yang sedang jatuh cinta, music seakan-akan dapat menjadi kekuatan untuk menyemangati perjalanan cinta seseorang. Sebagai hiburan, musik dapat memberikan rasa santai dan nyaman atau penyegaran pada pendengarnya. Terkadang pada saat pikiran kita lagi risau, serba buntu, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan; dengan mendengarkan musik, segala pikiran bisa kembali segar. Hasilnya, kita bersemangat kembali mengerjakan sesuatu yang tertunda.
Di samping itu sebagai hiburan, musik juga dapat menyembuhkan depresi, musik terbukti dapat menurunkan denyut jantung. Ini membantu menenangkan dan merangsang bagian otak yang terkait ke aktivitas emosi dan tidur. Peneliti dari Science University of Tokyo menunjukkan bahwa musik dapat membantu menurunkan tingkat stres dan gelisah. Penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan musik klasik adalah cara terbaik untuk membantu mengatasi depresi.
1.2.2. Musik dan Terapi Kesehatan
Musik dapat berfungsi sebagai alat terapi kesehatan. Ketika seseorang mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada di otaknya dapat diperlambat atau dipercepat dan pada saat yang sama kinerja sistem tubuh pun mengalami perubahan. Bahkan, musik mampu mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi stres seseorang, serta mampu meningkatkan daya ingat. Musik dan kesehatan memiliki kaitan erat, dan tidak diragukan bahwa dengan mendengarkan music kesukaannya seseorang akan mampu terbawa ke dalam suasana hati yang baik dalam waktu singkat. Musik juga memiliki kekuatan memengaruhi denyut jantung dan tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo, dan volumenya. Makin lambat tempo musik, denyut jantung semakin lambat dan tekanan darah menurun. Akhirnya, pendengar pun terbawa dalam suasana santai, baik itu pada pikiran maupun tubuh. Oleh karena itu, sejumlah rumah sakit di luar negeri mulai menerapkan terapi musik pada pasiennya yang mengalami rawat inap. Musik dapat menyembuhkan sakit punggung kronis, ia bekerja pada sistem syaraf otonom yaitu bagian sistem syaraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung, dan fungsi otak—yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua system tersebut bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan ratusan otot dalam punggung. Mendengarkan musik secara teratur membantu tubuh santai secara fisik dan mental sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah sakit punggung. Para ahli yakin setiap jenis musik klasik seperti Mozart atau Beethoven dapat membantu sakit otot.
Fungsi kesehatan lain ialah untuk membantu kelahiran. Dengan memperdengarkan musik, ibu hamil akan terbantu dalam menghadapi rasa sakit saat melahirkan. Bentuk ekspresi melalui musik dapat menyembuhkan sakit dalam tubuh dan membantu otot menjadi relaks.
Dokter menganjurkan jenis musik klasik atau musik masa kini tetapi mendengarkan musik pilihan sendiri juga baik. Telah terbukti bahwa musik juga sangat membantu anak sebelum menjalani operasi. Mendengarkan musik bagi anak yang tengah menunggu operasi dapat membantu menyembuhkan ketakutan dan gelisah karena musik membantu menenangkan ketegangan otot. Meskipun tidak ada musik khusus, musik-musik yang akrab bagi anakanak jelas yang terbaik.
1.2.3. Musik dan Kecerdasan
Musik memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan manusia. Salah satu istilah untuk sebuah efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan intelegensia seseorang, yaitu Efek Mendengarkan Musik Mozart. Hal ini sudah terbukti, ketika seorang ibu yang sedang hamil duduk tenang, seakan terbuai alunan musik tadi yang juga ia perdengarkan di perutnya. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik. Dengan cara tertentu, otak pun akan distimulasi untuk “belajar” segala sesuatu lewat nada-nada musik. Selain itu, musik-musik yang berirama klasik adalah jenis musik yang dianjurkan banyak pakar buat ibu hamil dan si bayi, yaitu bisa mencerdaskan bayi dan juga bisa memberi ketenangan buat ibu yang sedang hamil. Sehubungan dengan itu mencegah kehilangan daya ingat. Bagi banyak orang yang mengalami kehilangan daya ingat dimana berbicara dengan bahasa menjadi tidak berguna. Musik dapat membantu pasien mengingat nada atau lagu dan berkomunikasi dengan sejarah mereka. Ini karena bagian otak yang memproses musik terletak sebelah memori. Para peneliti menunjukkan bahwa orang dengan kehilangan daya ingat merespon lebih baik terhadap jenis musik pilihannya.
1.2.4. Musik dan Kepribadian
Musik diyakini dapat meningkatkan motivasi seseorang. Bagi orang yang berolahraga musik dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan olahraga yang lebih baik. Untuk selanjutnya pada saat berolahraga musik membantu olahragawan untuk meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan olahragawan dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga. Jenis musik terbaik untuk olah raga adalah musik dengan musik tempo tinggi seperti hip-hop
atau musik dansa.
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan suasana hati tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Coba saja diingat saat upacara bendera setiap Senin pagi yang di dalam upacara tersebut kita diwajibkan menyanyikan lagu wajib nasional itu, semata-mata kan hanya untuk menimbulkan motivasi mencintai negeri, mengenang jasa pahlawan, dan member semangat baru pada pesertanya. Hal ini seharusnya berlaku juga pada irama mars yang merupakan irama untuk mengobarkan semangat perjuangan. Perkembangan kepribadian seseorang juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jenis musik yang didengar. Sewaktu kecil kita suka mendengarkan lagu-lagu anak, setelah dewasa kita pun akan memilih sendiri jenis musik yang kita sukai. Pemilihan jenis musik yang disukai bisa dibilang membantu kita untuk memberikan nuansa hidup yang kita butuhkan.

1.3. Fungsi Musik dalam Masyarakat
Sebagai bagian dari kesenian yang merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan universal, musik memiliki fungsi sosial yang secara universal umumnya dapat ditemukan di setiap  kebudayaan sukubangsa manapun di seluruh dunia.
1.3.1. Fungsi Ekspresi Emosional
Pada berbagai kebudayaan, musik memiliki fungsi sebagai kendaraan dalam mengekspresikan ide-ide dan emosi. Di Barat music digunakan untuk menstimulasi perilaku sehingga dalam masyarakat mereka ada lagu-lagu untuk menghadirkan ketenangan. Para pencipta musik dari waktu ke waktu telah menunjukkan kebebasannya mengungkapkan ekspresi emosinya yang dikaitkan dengan berbagai objek cerapan seperti alam, cinta, suka-duka, amarah, pikiran, dan bahkan mereka telah mulai dengan cara-cara mengotak-atik nada-nada sesuai dengan suasana hatinya.
1.3.2. Fungsi Penikmatan Estetis
Pada dasarnya setiap orang telah dikaruniai oleh Tuhan Allah dengan berbagai kemampuan belajar (ability to learn) dan bakat (talent) tentang apa saja. Selain bisa belajar dari lingkungan alam dan sosialnya, orang juga bisa belajar dari pengalamannya sendiri. Setiap orang memiliki kemampuan dan kecepatan berbeda-beda dalam hal mencerap atau memahami keindahan tentang apa saja termasuk pula keindahan musik.
Untuk menikmati rasa indah (estetis), maka orang perlu belajar dengan cara membiasakan diri mendengarkan musik-musik kesukaannya sendiri. Kemudian ia bisa mulai mencoba  mendengarkan musik-musikjenis lain yang baru didengarnya dan kemudian akan menyukainya. Setiap jenis musik memiliki keunikan melodis, ritmis, dan harmonis; maupun terkait dengan komposisi dan instrumentasinya.
1.3.3. Fungsi Hiburan
Hiburan (entertainment) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan hati bagi seseorang atau publik. Musik sebagai salahsatu cabang seni juga memiliki fungsi menyenangkan hati, membuat rasapuas akan irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari harmoninya. Seseorang bisa saja tidak memahami teks musik, tetapi ia cukup terpuaskan atau terhibur hatinya dengan pola-pola melodi, atau pola-pola ritme dalam irama musik tertentu. Jika para penikmat musik klasik sangat senang dengan kompleksitas bangun musik dan orkestrasinya, maka pencinta musik pop lebih terhibur dengan teks syair, melodi yang menyentuh kalbu, atraksi panggung, atau bahkan hanya popularitas penyanyinya saja. Kini music bahkan ditengarai lebih berfungsi hiburan karena industri music berkembang dengan sangat cepat.
1.3.4. Fungsi Komunikasi
Musik sudah sejak dahulu digunakan untuk alat komunikasi baik dalam keadaan damai maupun perang. Komunikasi bunyi yang menggunakan sangkakala (sejenis trumpet), trumpet kerang juga
digunakan dalam suku-suku bangsa pesisir pantai, kentongan juga digunakan sebagai alat komunikasi keamanan di Jawa, dan teriakanteriakan pun dikenal dalam suku-suku asli yang hidup baik di pegunungan maupun di hutan-hutan.
Bunyi-bunyi teratur, berpola-pola ritmik, dan menggunakan aluralur  melodi itu menandakan adanya fungsi komunikasi dalam musik. Komunikasi elektronik yang menggunakan telepon semakin hari semakin banyak menggunakan bunyi-bunyi musikal.
1.3.5. Fungsi Representasi Simbolik
Dalam berbagai budaya bangsa, suku-suku, atau daerah-daerah yang masih mempertahankan tradisi nenek-moyang mereka; music digunakan sebagai sarana mewujudkan simbol-simbol dari nilai-nilai tradisi dan budaya setempat. Kesenangan, kesedihan, kesetiaan, kepatuhan, penghormatan, rasa bangga, dan rasa memiliki, atau perasaan-perasaan khas mereka disimbolkan melalui musik baik secara sendiri maupun menjadi bagian dari tarian, syair-syair, dan upacaraupacara.
1.3.6. Fungsi Respon Sosial
Para pencipta lagu nasional Indonesia sangat peka terhadap adanya kondisi sosial, tingkat kesejahteraan rakyat, dan kegelisahanmasyarakat. Mereka menciptakan lagu-lagu populer yang menggunakansyair-syair menyentuh perhatian publik seperti yang dilakukan oleh bimbo, Ebiet G. Ade, Iwan Fals, Harry Roesli, Gombloh, Ully Sigar Rusady, dan masih banyak lagi. Pada umumnya para pencipta lagu itu melakukan kritik sosial dan bahkan protes keras terutama ditujukan kepada pemerintah. Para pengamen jalanan juga tak kalah seru mengumandangkan lagu-lagu protes sosialnya, misalnya lagu yang bertema PNS, penderitaan anak jalanan, generasi muda yang tanpa arah, dan lain sebagainya.
1.3.7. Fungsi Pendidikan Norma Sosial
Musik banyak pula digunakan sebagai media untuk mengajarkan norma-norma, aturan-aturan yang sekalipun tidak tertulis namun berlaku di tengah masyarakat. Para pencipta lagu anak seperti Bu Kasur, Pak Kasur, Pak Daljono, AT Mahmud, Ibu Sud—semua berupaya mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat kepada orangtua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada guru, dan lain sebagainya. Keindahan alam, kesejahteraan sosial, kenyamanan hidup, dan semua norma-norma kehidupan bermasyarakat telah mendapatkan perhatian yang sangat penting dari para pencipta lagu tersebut.
1.3.8. Fungsi Pelestari Kebudayaan
Lagu-lagu daerah banyak sekali berfungsi sebagai pelestari budayanya, karena tema-tema dan cerita di dalam syair menggambarkan budaya secara jelas. Syair-syair lagu sering juga berasal dari pantunpantun yang biasa dilantunkan oleh masyarakat adat dan daerah-daerah di Indonesia. Budaya Minangkabau dapat dipertahankan keberadaannya dengan berbagai cara, tetapi musik Minang sangat jelas karakteristiknya yang mudah mewakili daya tarik terhadap tempat berkembangnya budaya itu ialah Propinsi Sumatera Barat dan sekitarnya. Lagu-lagu Jawa, mulai dari yang klasik hingga kini yang berwarna populer seperti musik campursari, digemari masyarakat Jawa Tengah dan Daerah istimewa Yogyakarta untuk melengkapi musik kroncong yang lebih dahulu berkembang. Ada budaya Jawa yang dilestarikan melalui syairsyair berbasa Jawa, melodi-melodi yang bernuansa Jawa dari karawitan. Musik Sunda dan sekitarnya di Propinsi Jawa Barat memiliki rasa yang sangat khas adalah bagian dari upacara-upacara sosial dan keagamaan masyarakatnya. Indonesia memiliki kekayaan budaya dan terutama musiknya seperti termasuk yang paling dikenal dunia seperti Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan Papua.
1.3.9. Fungsi Pemersatu Bangsa
Setiap bangsa memiliki lagu kebangsaan (national anthem) yang mewakili citarasa estetik, semangat kebangsaan, dan watak dari budaya masing-masing. Lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Soepratman adalah lagu atau musik yang diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang mendiami daerah-daerah di wilayah Nusantara yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil. Keaneka-ragaman budaya yang sangat banyak jumlahnya harus dirangkum dalam satu kesatuan budaya nasional tanpa meninggalkan budaya-budaya lokal. Dalam kesatuan tanah-air, bangsa, dan bahasa; Indonesia diperkenalkan kepada dunia melalui Indonesia Raya. Tetapi, lagu-lagu nasional Indonesia juga tidak sedikit yang bisa berfungsi sebagai pemersatu bangsa sekalipun bukan sebagai lagu kebangsaan, contohnya antara lain Berkibarlah Benderaku, Bangun Pemudi-Pemuda, Bagimu Negeri, Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Pusaka, Hari Merdeka, Rayuan Pulau Kelapa, Mars Pancasila, Halo-Halo Bandung, dan Syukur.
1.3.10. Fungsi Promosi Dagang
Musik yang dikreasi untuk kepentingan promosi dagang kini banyak berkembang seiring dengan laju pertumbuhan iklan yang disiarkan melalui radio-radio siaran dan televisi-televisi swasta terutama di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Musik-musik iklan bisa saja dirancang oleh penciptanya secara baru, tetapi juga ada yang berbentuk penggalan lagu yang sudah ada, sudah populer, dan digemari segmen pasar yang dituju.

1.4. Musik Klasik dan Proses Sosial
Di atas telah disinggung berbagai pemahaman musik serta fungainya sehingga dapat kita maklumi bahwa musik memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan manusia pada umumnya dan pada kebudayaan tertentu khususnya. Keberadaan musik pada suatu kebudayaan adalah statu yang wajar karena ia adalah bagian dari kesenian yang merupakan salah satu dari ciri kebudayaan universal. Manfaat dan fungsi musik sebagaimana yang telah diuraikan di atas mengandung pengertian atau definisi bahwa musik ialah proses sosial. Walaupun musik klasik termasuk ke dalam kategori musik seni yang mengutamakan segi estetik dan artistik namun dalam beberapa kesempatan secara insidental juga digunakan sebagai proses sosial. Jenis musik klasik yang digunakan dalam proses sosial seperti misalnya, resepsi perkawinan, pengangkatan jabatan, perayaan-perayaan, dan sebagainya, biasanya dipilih yang ringan atau bersifat menghibur.
1.5 Musik Klasik dan Ekspresi Artistik
Walaupun sama-sama memiliki fungsi menghibur, perbedaan musik klasik dengan jenis-jenis musik hiburan lainnya adalah: Sementara musik hiburan melayani kebutuhan pelepas lelah maka musik klasikmelayani rasa haus estetik dan artistik yang lebih tinggi. Pada music hiburan audiens cenderung dilayani sehingga tidak perlu repot-repot mencurahkan perhatiannya. Dengan kata lain audiens cenderung bersikap pasif. Pada musik klasik audiens tidak semata-mata dilayani tapi
juga disediakan spasi yang lebih luas untuk mencari sudut-sudut kenikmatan dalam suatu karya musik.Sehubungan dengan itu musik hiburan biasanya sederhana sedangkan kekuatannya terletak pada lirik yang didukung oleh melodi sederhana yang logis. Dari segi sitem musikal sebenarnya tidak adaperbedaan yang signifikan di antara musik hiburan dengan musik klasik diatonis; misalnya di antara lagi Ebied G. Ade dan sonata W.A. Mozart. Namun pengolahannya yang mendalam pada musik klasik sehingga mampu mewadahi tidak hanya semata-mata ekspresi estetis namun juga artistik. Audiens musik klasik tidak melulu membutuhkan hiburan tapi secara aktif membutuhkan kenikmatan estetis dan artistik. Guna memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai musik klasik maka pada bab berikutnya akan dibahas latar sejarah singkat music klasik.

JENIS-JENIS MUSIK MODERN NUSANTARA


JENIS-JENIS MUSIK MODERN NUSANTARA

Secara umum, music modern Nusantara dapat kita kelompokkan berdasarkan aliran, sumber bunyi,danproses penciptaannya.
Berdasarkan Alirannya
a. Musik jazz.
Musik Jazz merupakan jenis music yang dikembangkan pertama kali oleh orang-orang Afrika-Amerika. Musik ini berkembang pada sekitar sepuluh tahun pertama abad ke- 20 di New Orleans, Amerika Serikat.
Ciri utama dari music jazz adalah improvisasi. Improvisasi tersebut disertai dengan chord progresi yang berulang dari sebuah lagu popular atau komposisi asli.

b. Musik Rhythm and Blues (R&B)
Musik rhythm-and-blues yang lebih dikenal dengan music R&B memiliki genre-genre, seperti jumpblues, club blues, black rock and roll, doo woop, soul, Motown, funk, disco, dan rap.
Musik R&B dibuat dan didukung oleh sebaian besar masyarakat Afrika-Amerika pada awal 1940-an. R&B pertama kali diciptakan Jerry Wexler, yang terkenal dengan Atlantic Record-nya. Menurut Jerry Wexler, istilah rhythm and blues digunakan sebagai sinonim untuk music black rock and roll.

c. Musik Pop.
Ciri khas music pop ialah penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bass. Komposisi musiknya juga mudah dicerna (easy listening). Terkadang para musisinya memberikan polesan tambahan untuk member I daya tarik bagi pendengar.
d. Music Rock
Salah satu jenis aliran music yang dipengaruhi oleh berbagai aliran music lain yang saling berkaitan. Musik ini mendominasi musik popular di barat sejak sekitar tahun 1995. Musik ini berawal dari Amerika Serikat, tetapi dipengaruhi oleh beragam kebudayaan dan tradisi music.
Instrumen music yang dominan paada music rock iallah gitar dan amplifiernya n instrument yang menghasilkan audio yang distorsi (teori kebisingan).
Dalam perkembangannya, music rock memiliki beberapa aliran. Antara lain heavy metal, punk, alternative, dan grunge.

e. Musik Country
Disebut juga music Country-and-Western merupakan sebuah genre besar pada music popular Amerika, yang di produksi oleh masyarakat Amerika Serikat. Music ini mulai tenar pada sekitar1920-an. Naaach, yang uniknya music ini bersal dari music tradisional (music rakyat) , daerah sselatan Appalachia. Music country terdiri atas beberapa gaya seperti western swing, honky-tonk, bluegrass, rockabilly, dan new country.

f. Musik Dangdut
Musik Dangdut pada dasarnya adalah hasil perpaduan antara music India dan music Melayu. Ciri khas music ini terletak pada pukulan alat music tabla, sejenis alat music perkusi yang menghasilkan bunyi “ndut”. Juga mengusung konsep easy listening.

Contoh Alat Musik Modern








Contoh Lagu Modern 








Friday, September 20, 2013

Perkembangan Musik

sejarah berkembangnya musik di Indonesia

Apabila ditelusuri melalui sejarahnya, musik barat berkembang di Indonesia berawal dari bagian timur pelaut Spanyol dan Portugis dalam konteks imperialis abad XVI. Mereka mengenalkan musik seni Eropa, dengan iringan Cavaguin ho (ukulele), biola, gitar, dan sebagainya sebagai sarana hiburan para pelaut dan pemukim di sekitar mereka.
Pada tahun 1930-an, beberapa stasiun radio kolonial di beberapa kota di nusantara mengundang minat musik yang lebih besar. Berbagai jenis musik disiarkan di radio, tayangan film, atau putaran gramafon yang hampir seluruhnya produksi impor. Jenis musik yang pertama kali dicetak secara domestik adalah musik hiburan Belanda dan gamelan Jawa, Sunda, Bali, terutama keraton Surakarta dan Yogyakarta, istana Kalungkung dan Peliatan Gianyar, serta gamelan degung dan Cianjuran dari Priangan.
Tahun 1950 merupakan perkembangan musik Indonesia yang sesungguhnya. Tahun tersebut merupakan awal pembinaan musik melalui disiplin akademik, beberapa orang muda Indonesia meneruskan perjalanan musik ke luar negeri, seperti ke Roma, Amsterdam, London, Brussels, Perancis, Berlin, New York, Moscow, Praha, dan Inggris. Tahun 1950-an mulai dibuka sekolah musik seperti sekolah musik Indonesia sekarang ISI, yayasan pendidikan Musdi (YPM) di Jakarta, musik di IKIP Yogyakarta, Malang, Bandung, Jakarta. Tahun 1960 mulai berkembang grup-grup musik, seperti Koes Plus, Panbers, Mercys, D’loyd dan sebagainya. Perkembangan sampai sekarang dalam keadaan semakin baik dan banyak penggemar yang menginginkan lagu-lagunya. Musik modern ialah musik yang lahir dan berkembang di daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contoh: Gong Renteng, yang di kembangkan oleh masyarakat Lebakwangi, Jawa Barat.

Ciri-ciri umum musik tradisi :
1.         Ide musik tradisi disampaikan oleh komponis tidak melalui tulisan (notasi /partitur), tetapi secara lisan. Maksudnya di sebarkan dari mulut ke mulut, hingga di kenal oleh masytarakat daerah tersebut.
2.         Musik tradisi diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Generasi tua mengajarkan dan mengenalkan music daerah kepada generasi muda.ingat!! secara lisan.
3.          Syair lagu music tradisi, sudah pasti berbahasa daerah. Selain itu, alunan melodi dan iramanya juga menunjukkan ciri khas kedaerahan. Misalnya, syair lagu dari daerah sumatera menggunakan bahasa sumatera. Demikian juga di jawa. Contoh lainnya, syair lagu daerah Jakarta umumnya berbahasa betawi.
4.         Music drasi melibatkan alat – alat music daerah dalam komposisinya. Music dan lagu – lagu daerah di Indonesia dibawakan dengan alat – alat music khas dari daerah masing – masing. Contoh lagu daerah jawa umumnya diiringi oleh alat music khas jawa, yakni gamelan. Lagu daerah Sulawesi utara diiringi dengan kolintang.
5.         Musik tradisi umumnya merupakan bagian dari upacara ritual kebudayaan masyarakatnya. Contoh, music gong luang dari bali yang biasa dipergunakan untuk mengiringi upacara kematian ( ngaben ).
Dari pengertian dan ciri2 musik tradisi tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa music tradisi cenderung bersifat eksklusif. Artinya , music ini tidak dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat di luar kebudayaan yang melahirkan music tersebut. Komposisi, fungsi, nilai, dan karakteristik syair music tradisi suatu masyarakat sangatlah khas sehingga tidak mudah untuk dinikmati/diterima sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat lain.

Materi Musik


Pengertian musik tradisional dan music modern

1.      Musik Daerah/Tradisional
Musik daerah atau musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di daerah- daerah di seluruh Indonesia. Ciri khas pada jenis musik ini teletak pada isilagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yakni syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Indonesiaadalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Papuahingga Aceh. Dari sekian banyaknya pulau beserta dengan masyarakatnya tersebutlahir, tumbuh dan berkembang. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, mediaekspresi dari masyarakat pendukungnya. Hampir diseluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang khas. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupunbentuk/organologi instrumen musiknya. Hampir seluruh seni tradisional Indonesiamempunyai semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali karakter khasorang/masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan. Namun berhubung denganperjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya spirit dari seni tradisi tersebut, karekter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaanmenjadi individual/egoistis. begitu banyaknya seni tradisi yang dimiliki bangsaIndonesia, maka untuk lebih mudah mengenalinya dapat di golongkan menjadibeberapa kelompok yaitu alat musik/instrumen perkusi, petik dan gesek.
2.      Musik Modern
Modern adanya sentuhan teknologi yang dianggap lebih beradab dan lebih maju,sedangkan tradisional lebih terikat akan fungsional dalam social masyarakat yangmendukung sebuah kebudayaan tersebut. Tetapi apabila kita membandingkan dua buah instrumen yang hampir bersamaan bentuknya yang kita kategorikan keduanya dalam duakelompok yang berlawanan, yaitu modern dan tradisional, misalnya taganing (drum-chime) Batak Toba dengan Bongo. Kalau kita berbicara masalah bahan secara organologibarangkali ada beberapa perbedaan bahan dari yang alami dengan hasil mesin pengolahbahan. Tetapi segi teknologi barangkali belum begitu jauh berbeda karena kedua-duanya dapat di tune karena taganing juga adalah melodis. Barangkali accordeon dan biola yang biasa dimainkan dalam kesenian Ronggeng Melayu Sumatera Timurdibandingkan dengan pemain accordeon Prancis, dimana Ronggeng Melayu biasanyadisebut tradisional dan berkaitan di Prancis dikategorikan sebagai alat musik modern,bagaimana kita memandang hal ini ? Mungkin alat-alat musik elektronik seperti gitarlistrik dengan kemungkinan berbagai macam efek dibandingkan dengan kacapi Sundayang juga sudah mengenal efek dan elektrik, tapi masih dalam tataran tradisionalbarangkali merupakan contoh yang lain bagaimana kita mengkategorikan alat musik tradisional dengan modern. Padahal semuanya menjalani satu proses masing-masingdalam kata kunci perubahan tadi. Triangle dan Hesek adalah sama-sama pecussion yangbahan dasarnya juga barangkali hampir sama.

TOKOH SENI MUSIK TRADISIONAL INDONESIA

Gesang atau lengkapnya Gesang Martohartono (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Dikenal sebagai “maestro keroncong Indonesia,” ia terkenal lewat lagu Bengawan Solo ciptaannya, yang terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang. Lagu ‘Bengawan Solo’ ciptaannya telah diterjemahkan kedalam, setidaknya, 13 bahasa (termasuk bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang) Lagu bengawan solo diciptakan pada tahun 1940, ketika ia beusia 23 tahun. Gesang muda ketika itu sedang duduk di tepi Bengawan Solo, ia yang selalu kagum dengan sungai tersebut, terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar 6 bulan.

Lagu Bengawan Solo juga memiliki popularitas tersendiri di luar negeri, terutama di Jepang. Bengawan Solo sempat digunakan dalam salah satu film layar lebar Jepang. Gesang tinggal di di Jalan Bedoyo Nomor 5 Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo bersama keponakan dan keluarganya, setelah sebelumnya tinggal di rumahnya Perumnas Palur pemberian Gubernur Jawa Tengah tahun 1980 selama 20 tahun. Ia telah berpisah dengan istrinya tahun 1962. Selepasnya, memilih untuk hidup sendiri. Ia tak mempunyai anak. Gesang pada awalnya bukanlah seorang pencipta lagu. Dulu, ia hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara dan pesta kecil-kecilan saja di kota Solo. Ia juga pernah menciptakan beberapa lagu, seperti; Keroncong Roda Dunia, Keroncong si Piatu, dan Sapu Tangan, pada masa perang dunia II. Sayangnya, ketiga lagu ini kurang mendapat sambutan dari masyarakat. Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong, pada tahun 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Pengelolaan taman ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang. Gesang sempat dikabarkan meninggal dunia pada tanggal 18 Mei 2010.

Thursday, August 29, 2013

BASITA PARIBASA


BASITA PARIBASA

1.   SESONGGAN (pepatah)

Puniki wenten mekudang-kudang sesonggan, rauhin suksmanipun luire:
1)      Abias pasih, suksemanipun: nenten keni antuk wilangin katahipun.
2)      Ada gula ada semut, suksmanipun : anake sane sugih tur dana, irika janten akeyh anake sane rauh nunas pakaryan.
3)      Ada andus ada apine, suksmanipun : yening wenten orti ala wiadin ayu, sinah wenten sane jati (pasaja), diastun ipun akidik.
4)      Buta tumben kedat, suksmanipun : sakadi anake sane pecak tiwas, kasuen raris ipun sugih, pramangkin ipun sombong, ngagu tur jerbu ring timpal miwah nyama braya.
5)      Gede ombake gede angine, suksmanipun : ageng pikolih utawi asil anake, janten ageng taler penelasipun.
6)      Kamus majalan, suksmanipun : kaucapang ring anake sane pradnyan tur sampun weruh ring makudang-kudang basa.
7)      Katanjung di mata, suksmanipun : sakadi ring anake sane marasa ring dewek iwang ring timpal, raris matemu ring timpalipune punika, mawinan ipun kimud tur kabilbil.
8)      Degag delem, suksmanipun : kaucapang ring anake sane degag, ring genahe suung ipun ngapak-ngapak ngaku wanen, sakewanten yening sampun wenten musuh ipun ajerih, makiles mlaib.
9)      Duk masanding api, suksmanipun : sakadi anake sane mamusuh-musuhan raris ganahipun matampekan, iwang akidik janten dados rebat/uyut/iyeg.
10)  Payuk prungpung misi berem; suksemanipun: pakantenan umah ipune brengbeng, kawenten sejeroning umahipune bersih tur bek madaging barang-barang sane becik-becik (disisine jelek ditengahne lung)





2.   SESENGGAKAN(pepatah)
puniki wenten mekudang-kudang sesenggakan, rauhin suksmanipun luire:
1)   Buka makpak tebune, ampsne kutang, suksmanipun : Sakadi anake sane makurenan, ring kantun pangantenan, kalih sasuenne kantun bajang kasayangang tur kajungjung, risampune tua tan mampuh kakutang.
2)    Buka gowake ngadanin ibane : sekadi anak corah sane nuturang kacorahan padidi
3)   Buka naar krupuke, gedenan kroakan, suksmanipun : Sakadi anake sane ngaku wanen kalih jaga muputuang karya, sakewanten nenten wenten buktinipun nglaksanayang.
4)   Buka ngenjekin ikut cicinge, mabalik nyaplok, suksmanipun : Sakadi i bapa ngenken i pianak ngrereh napi-napi, raris i pianak mabalik ngenken bapanipune ngerereh punika. Buka payane disisi maukir, ditengahne masumbe : sekadi anak matiosan laksana teken munyine
5)   Buka lindunge uyahin, blangsah, suksmanipun : Sakadi anake sane uyang paling nenten uning-uning nongos.Buka katake matindik salah genah : sekadi anake ngangge pepayasan tan nganutin dewek ipun.
6)   Buka macane, nakutin lawat, suksmanipun : Sakadi anake sane marasa ring dewekipune iwang wiadin corah, setata ipun mrasa congah wiadin takut tur kabilbil.Buka sumangahe ngugut kanti mati : anake sane nganutin manah ipun, yadiastun ipun padem
7)   Buka macane (mionge), ngengkebang kuku, suksmanipun : Sakadi anake sane pradnyan (wikan), ngengkebang kepradnyanan (kawikanan).
8)   Buka bukite ejohin, katon ngrawit; suksemanipun : sakadi anake pakantenan ipun saking doh jegeg utawi bagus, kewanten wawu tampek tlektekang ipun bodo, muanipune burik.
9)   Buka cicinge ngongkong, tuara pingenan nyegut; suksemanipun : sakadi jadmane sane degag ngaku wanen, kewanten jatinpune getap.
10)      Buka goake, ngadanin ibane; suksemanipun: sakadi anake sane corah raris nuturang maling (maling teriak maling).




3. WEWANGSALAN (tamsil)
 puniki wenten mekudang-kudang wewangsalan, rauhin suksmanipun luire:
1)      Asep menyan majagau, suksmanipun = nakep lenggar aji kau
2)      Clebingkah beten biu, suksmanipun = gumi linggah ajak liu
3)      Delemk sangut merdah tualen, suksmanipun = medem bangun ngamah dogen
4)      Bakat kocok misi isen, suksmanipun = awak bocok tuara ngasen
5)      Bangbang dadua ken ceburin, suksmanipun = bajang dadua ken anggurin
6)      Bedeg majemuh bangsing di banjar, suksmanipun = jegeg buin lemuh langsing lanjar
7)      Baju gadang potongan gantut, suksmanipun = tuyuh magadang tuara maan entut
8)      Gamongan kladi jae, suksmanipun = omongan dadi gae
9)      Gonda godeg bakat kukur, suksmanipun = goba jegeg baan pupur
10)  Idup kedele mati kacang, suksmanipun = idup jele mati sayang

4.   PEPARIKAN (pantun)
puniki wenten mekudang-kudang peparikan, rauhin suksmanipun luire:
1)      Meli gabus duang kranjang lamben bodag sing ngenyakin yadin bagus mata kranjang enyen kodag mangenyakin.
2)      Kaden poh kuning-kuning
Anak manas ko mepelut
Kaden boh kenying-kenying
Anak rengas buin celut

3)      Ngalap wani ngaba bawang
Ngalap manggis empes-empesin
Anak jani tuara tawang
Ulat manis mamanesin

4)      Bangsing di banjar
Bedeg mejemuh di baleran
Langsing buin lanjar
Jegeg buin lemuh maguleran

5)      Clebingkah beten biu
Blahan pane blahan paso
Gumi linggah ajak liu
Ada kene ada keto

6)      Be curik mabasa manis
Bungkung pendok sedeng di tujuh
Bajang cerik kenyungne manis
Selat tembok mekita nyujuh

7)      Ngalap wani ngaba kemong
Dara lanang suba mati
Anak jani liunan omong
Mara sekenang tan pabukti

8)      Be taluh pejang jumah
Kakuane ampel-ampelang
Kaden aluh ngalih somah
Di tuane maselselan

9)      Kedis curik mawadah kranjang
Godel kidang jumahan meten
Uling cerik metandang bajang
Tonden bajang suba nganten

10)   Doyan liang ngandong kanji  depang tiang ngaba pitu yan tiang ngelong janji apang tiang kena tantu.


5.   SLOKA (bidal)
Puniki wenten mekudang-kudang Sloka, rauhin suksmanipun luire:
1)      Buka slokane, aji keteng mudah, aji dadua mael, suksmanipun : kaucapang ring anake sane neten uning ngajinin pitresnan kalih paweweh anak lianan (timpal).
2)      Buka sloka, ajum-ajuman puuh, sangkure masih ia, suksmanipune : sakadi anake sane beog ajum, pamuput ipun pacang pocol wiadin sengkala.
3)      Buka slokane, apa ane pamula, keto ane kapupu, sulsmanipun : napi sane kakaryanin, sapunika taelr pikolehipun; yening melaksana kaon, sinah sengkala sane jagi kapanggih.
4)      Buka sloka, bani mabak jepun, eda takut kena getahne, suksmanipun : yening purun ngambil pakaryan sane ageng tur abot, sampunang ajerih pacang manggihin pakeweh utawi kabean ageng.
5)      Buka slokane, bantang busuk badingang, apa tuara misi, suksmanipun : kiwangane san elintang, yening mangkin malih medalang wiadin raosang, janten ngakehang kanten kaiwangan ipun.
6)      Buka slokane, tusing ada bangke mapilih sema; suksmanipun: nenten wenten maling (dusta) pacing ngitung anak, kalih nyama braya genah ipune memaling, asal ipun sampun polih.
7)      Buka slokane, kasur ceburin, dui langkahin; suksemanipun; sekancan pakaryan sane mapikolih becik patut marginin (karyanin), yening pakaryane sane mapikolih kaon patut impasin.
8)      Buka slokane, adeng buin sepita, suksmanipun : kaucapang ring anake sane kalintang plapan (tangar) ngraos lan melaksana.
9)      "Buka slokan gumine, nundunin macan turu, suksmanipun : sakadi anake sane nantangin musuh sane sampun nengil.
10)  "Skadi slokan jagate, sukeh anake ngebatang banjar, suksmanipun : wiakti sukeh pisan anake dados klian jaga ngladenin anak akeh (rakyat).

6. BEBLABADAN (permainan bunyi)
 puniki wenten mekudang-kudang beblabadan, rauhin suksmanipun luire:
1)      Mabunga layu = mayang, arti paribasane = sayang
2)      Mabawang putih = kesuna, arti paribasane = pisuna
3)      Majempong bebek= jambul, arti paribasane = ngambul
4)      Macarang nyuh = papah, arti paribasane = ngepah
5)      Madasar nasi = entip, arti paribasane = ngintip
6)      Madamar langit = bulan, arti paribasane = bulanan
7)      Madamar bangke = angenan, arti paribasane = mapangenan
8)      Madamar di carik = kunang-kunang, arti paribasane = tunangan
9)      Madon jaka = ron, arti paribasane = makaronan
10)  Madakin kuping = tilu, arti paribasane = uling liu

7.SESAWANGAN (perumpamaan)
puniki wenten mekudang-kudang sesawangan, rauhin suksmanipun luire:
1)      Batisne lantang kadi batis cangak
2)      Romanne selem kadi manggis
3)      Bokne gading kadi bok jagung
4)      Matane ngonjol kadi mata kidang
5)      Alisne nyurarit kadi don intaran
6)      Muane kadi bulan purnama
7)      Bangkiangne acekel gonad layu
8)      Nyonyone kadi nyuh gading kembar
9)      Seledetanne kadi tatit
10)  Raosne galak kadi cicing borosan

8.   PEPINDAN(pengumpamaan)
puniki wenten mekudang-kudang pepindan, rauhin suksmanipun luire:
1)      Boke membotan blayag, tegesipun: rambutne maombak-ombakan.
2)       Betekan batise meling padi, tegesipun: sekadi beling padi.
3)      Cokore mudak sinungsang, tegesipun: sakadi bungan pudake sungsang.
4)      Cecapingane nyaling kdang, tegesipun: mirib caling kidang.
5)       Cecingakane natit, tegesipun: sledat-sledet manis.
6)       Gigine matun sumangka, tegesipun: mirib batun sumangka.
7)      Jerijine musuh bakung, tegesipun: rurus ngancan mirib pusuh bakung.
8)      Kupinge nyanggar sekar, tegasipun: karnane becik sumpangin sekar.
9)       Kukune memapah biu, tegesipun: kukune mirip papah biu, sada lengkung.
10)   Lambene barak ngatirah, tegesipun: lambene mirip buah katirah barak.

9.      CECIMPEDAN (Teka-Teki)
      puniki wenten mekudang-kudang cecimpedan, rauhin suksmanipun luire:
1)      Apeke, krek-krek ngejohang? (anak nyampat)
2)      Ape sabilang cingak ngejohang? (kuping)
3)      Apa lelipi gadang pesu andus? (ubat legu)
4)      Apa dituunne mekelo, dimenekne enggal? (tenges)
5)      Apa tai belek megantung? (juwet)
6)      Apa anak cenik maid cacing? (benang)
7)      Apa krik-kirik di duur gununge? (anak macukur)
8)      Apa anak cenik ngemu getih? (klepon)
9)      Apa ngamah cepok, betek sai-sai? (galeng)
10)  Apa sabilang pecuk kajengit? (ceretan)

10.  CECANGKRIMAN (syair Teka-Teki)
puniki wenten mekudang-kudang cecangkriman, rauhin suksmanipun luire:
1)      Bapa Pucung, Indeng-indeng di alas gunung, Panake koryak-koryak, Di kayune ya padingkrik,
Basang pelung, Tendase majajambulan.
2)      Berag landung, Ngelah panak cenik liu, Memene slelegang,
Panak ne jekjek enjekin, Menek tuun, Mememne gelut gisiang.
3)      Jalan buntu, Tan masepak nolor terus, Nyen makeneh mentas, Apang elahang agigis, Musti blenggu, Majalan ditu magaang.
4)      Ia majujuk, Katumbak enu majujuk, Ane numbak ebah, Laut ngandang ngulintik, Bes kadurus,  Pangencele mametelang.
5)      Kaki Pucung, Awak bunter maretungtung, Basange anginan, Sing paek ye ninjakin, Uber kepung, I kaki incang-incangang.
6)      Dratdat-drutdut
Bingah-binguh liwat inguh
Nyumbil sisin pagehan padidi sing dadi ngranjung
Nene catur
Nyamane suba di tengah
7)      Meme ayu
Mekamen sitsit a kencrung
A kencrung
Ada manyeropen
Ada ngemaang nyilih
Jani payu
Mengigel jitney ngenah
8)      Bapa ketut
Matapa di kayu lusuh
Wilis parupana
Uling cerik kayang mangkin
Tekek ngelut
Tera keles-keles mangisinin.
9)      Kumu bungut
Duur bungut gidat jantuk ejit lan baonga
Malih bibih muah ejit
Lambe narung
Silit maka dados pucak

10)  Bintang along
Kapaid lalipi laut
Katututin pandan
Enyen taen manepukin
Buka  bau
Ceningke ajak makejang



11.  CECANGKITAN (olok-olokan)
      puniki wenten mekudang-kudang cecangkriman, rauhin suksmanipun luire:
1)      Tain cicing dengdeng goreng jaen, tegesipun: 1. Yening dengdenge gorreng sinah jaen, 2. Yening tain cicinge sinah nenten dados goreng.
2)      Padange tusing dadi arit, tegesipun: 1. Padange sinah nenten sida dados arit, 2. Yening padange abas antuk arit janten dados.
3)      Anake negen tumbak tusing dadi, tegesipun: 1. Yening anake rikala negen napi-napi raris tumbak, janten nenten dados, 2. Kewanten yening anak makta tumbak tegena punika dados.
4)      Rumus hitungane makejang sukeh, nanging jalanne makejang tawang,tegesipun: 1. Yening rumus hitungane wiakti sulit (tan kauningin), kewanten jalanne (rurunge) sami kauningin, yening jalan hitungane nenten kauningin.
5)      Kapal melabuh madelod, ngenah badajanne, tegesipun: 1. Yening cingakin kapale saking kaler, sinah sisin kapale balerne sane kanten.
6)      Ia gelem antudne tusing dadai jalananga, tegesipun: 1. Yening entude sinah nenten dados jalanang, sane kajalanang batis, boya ja entud.
7)      Tiang suba lepas uli sekolah, tegesipun: 1. Ipun nglepasin sekolah artine nenten masekolah.
8)      Kompek matali gandek, tegesipun: 1. Yening kompeke sane matali nika mawasta gandek.
9)      Beh, kakolongane tusing dadi gelekang, tegesipun: 1. Kakolongane sinah nenten dados gelekang, kewanten yening ajeng-ajengan janten dados gelekang.
10)  Awak suba bajang enu masih manyonyo, tegesipun: 1. Makasami anake madue nyonyo, boya ja nyeseo nyonyo sakadi anak rare.

12.  RAOS NGEMPELIN (ungkapan pelawak)
      puniki wenten mekudang-kudang raos ngempelin, rauhin suksmanipun luire:
1)      Lamun payu motonan, beli nyelengin. Tegesnipun: I. nyelengin = lakar maang celeng: II. Nyelengin = ningalin sambilang nyeleng.
2)      Benang kamene, jaka di pangkunge, tegesipun: 1. Kamen antuk benang, jaka mentik di pangkunge, 2. Benang kamenen, ajaka di pangkunge.
3)      Yang nguangun arja, tiang ngaluhin, tegesipun: 1. Dadi galuh, 2. Ngaluhin + juru aluh (nongos).
4)      Damar bedauh, mati kanginan, tegesipun: 1. Kanginan = genah ipun medangin, 2. kanginan = tempuh angin.
5)      Mamula kacang badaja, mentikne nglodlodang, tegesipun: 1. Nglodlodang = entikipun madlodlod, 2. Nglodlodang = sayan ngelodang.
6)      Ring dija palungane mangkin?, tegesipun: 1. Palungane = jaga lunga, 2. Palungane = pangamahan bawi.
7)      Napi kalih ditu?, tegesipun: 1. Kalih = dadua, 2. Kalih = ka alih.
8)      Ia madagang kamulanne suba telah, tegesipun: 1. Kamulane telah = sanggah kamulane kedas, 2. Kamulane telah = pokok dagangene sampun telas (rugi).
9)      Ida dimatuke simpang di pura, tegesipun: 1. Dimantuke = dawegne mantuk (budal), 2. Dimantuke = diman tuke.
10)  Madaarsanan malu dini, tegesipun: 1. Daar sanan = pesan madaar dini, 2. daar sanan = naar sanan.

13.  SESIMBING (sindiran)
      Puniki wenten mekudang-kudang raos sesimbing, rauhin suksmanipun luire:
1)      Be di pongerangan baang ngeleb; tegesipun : Sakadi anake ngambil anak istri bajang, sampun kakeniang, rikala ipun lenge, anak istri punika malaib.
2)      Bas tegeh baan negak, dilabuhe baonge elung; tegesipun :Sakadi anake polih pangkat tegeh, raris nyeled
pipis utawi korupsi, ipun katara raris kausanayang makarya tur ipun salah maukum.
3)      Yadin amunapi tegeh pakeber badudane, diulungne masih ka taine; tegesipun : Yadin amunapi ageng anake polih kabagian, yening sampun ganti surud kasadianipun, taler ipun mawali tiwas sakadi kuna.
4)      Semunne nyukcuk langit; tegsipun : Kaucapang ring anake sane sombong.
5)      Sadueg-dued semale makecos, pasti taen ulung; tegesipune : Asapunapi je ririh anake, pasti ipun taen iwang utawi salah.
6)       Conto sasimbing sane mawangun tembang (Geguritan Sampik Ingtay):
Aduh beli to kenkenang, uh ban ento ene danda juang beli, sang ja nganggeh nyang adauh, ya I Babah nampi danda, ya I Nyonyah masasimbing saking saru, "Cangkeme tempuh timbungan, sikep galak desek pitik".

7)      Dadi beler tong nyak ngamah, jeneng jelma betek malu layah duri, amonto ya raris pesu, ka kantor padidian, bane keweh makita pacang mabanyu, yan majujuk meh katara, yan nyongkok awake pelih.

8)       Yan beli kadi ring ayam, kalu bojog mati tegil, mua wanci tembuyukan, ikute regreg carungcung, pantes tongosang di teba, rebut muring, matane bengul pilaran.



14.  SESAPAN (doa)
Puniki wenten mekudang-kudang raos sesimbing, rauhin suksmanipun luire:
1)      Sesapan ngebah taru : "Ratu Betara Sangkara, titiang nglungsur taru druene, mangda titiang nenten tulah."
2)      Sesapan suara kedis caak : "Kakasang ngengsut di ambune."
3)      Sesapan si jabang bayi : "Ratu Paduka Betara Brahma, icenin raren titiange pasikepan mangda ipun setata rahayu."
4)      Sesapan sabeh bales : "Kaki-kaki bentuyung sampunang kasiabange titiang, tiang cucun kakine."
5)      Sesapan ngentasin genah tenget : "Jero sane nuenang genahe/margine, tiang nyelang genahe icen tiang karahajengan."
6)      Sesapan ri kala sungkan, wenten dongkan mamunyi : "Ih, apa not iba yening ada anak makeneh rahayu, mai, sakewala yening tusing rahayu bakal cotot matane apang kanti buta."
7)      Sesapan ri kala mireng suaran paksi tuhu-tuhu : "Buncul agung sepit semprong tuara bakatanga."
8)      Sesapan mabebaosan, masuara cek-ceke : "Sidi Saraswati."
9)      Sesapan angin baret, angin nglinus : "Ratu Betara Bayu sampunang nglintangi riki, santukan titiang akeh madue anak alit."
10)  Sesapan ri kala ngadol ingon-ingon utawi wewalungan : "Ratu Sang Hyang Rare Angon, ingon-ingon I Ratu adol titiang nglungsur karahajengan."

15.              TETINGKESAN
1)      Mai medaar ka-paon kangguang nasi ken uyah keres!
2)      Kanggoang singgah polos nah, sing maan ngidih ape!
3)      Lugrayang titiiang nunas ampura riantuk genah titiange kaon pisan!
4)      Kanggoang nah umah uwug, tongos negak sing je ada!
5)      Ampura ratu titian kamulan panjak kaliantang tambet!
6)      Aksamang ukudan bapane, bapa belog anggon cening rerama!
7)      Amone ke ngelah rerama, kadi rasa liwat jlinjingan sing je taena.
8)      Dini luh ngayahin I Beli Made, kanggoang metapa lacur.
  
16.  SESAWEN
1)    Ngenahang patakut marupa jatma ring carik, kaanggen sarana ngulah kedis.
2)    Ngantung pongpongan mabolong tiga ring duwur jelanan kandang ayam, sane matetujun nulakin grubug ayam.
3)    Kulit endog ayam katusuk antuk lidi raris muncuk nyane kadagingin tabia.
4)    Puniki ciri mederbe pitik, saha matetujon mangda pitike nenten kesander kilat.
5)    Wenten anak nandur kelapa saha ngandong anak alit tetiga.
6)    Puniki matetuek mangda entik kelapane kuat saha pacang mawoh nged.
7)    Anak istri kepura mapusung gonjer.
8)    Puniki sesawen anake istri punika kari bajang.


















Saurin pitaken ring sor antuk nyoret sinalih tunggil pasaur sane pinih patut!

1.                  SESONGGAN ( PEPATAH )

1)      “Payuk prungpung misi berem” sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
a.       Sesonggan                   c. raos ngempelin        e. wewangsalan
b.      Sesenggakan               d. peparikan

2)      Payuk prungpung misi berem madue arti, sekadi ring sor. . . .
a.       Disisine jelek di tengahne lung           d. makejang jelek
b.      Jelek di tengahne jelek                        e. tuah jelek
c.       Jelek di tengah jele di sisi

3)      “Buta tumben kedat”, sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . .
a.       Sesonggan                         c. raos ngempelin        e. wewangsalan
b.      Sesenggakan                     d. peparikan

2.            SESENGGAKAN ( IBARAT )
1)      “Buka bukite ejohin, katon ngrawit” sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . .
a.       Sesonggan                         c. raos ngempelin        e. wewangsalan
b.      Sesenggakan                     d. peparikan

2)      Buka gowake ngadanin ibane madue arti, sekadi ring sor. . . . .
a.       anak corah sane nuturang kacorahan padidi
b.      Disisine jelek di tengahne lung
c.       anak matiosan laksana teken munyine
d.      anake ngangge pepayasan tan nganutin dewek ipun.
e.       anake sane pradnyan (wikan), ngengkebang kepradnyanan (kawikanan).

3)      Buka macane, . . . . . . . . . . lawat.
a.      Nakutin
b.      Kutang
c.       Ngasen
d.      Naar
e.       Negakin




3.   WEWANGSALAN (tamsil)
                       
1)      suba jelek mara inget madue arti, sekadi ring sor. . . .
a.       Tai belek tai blenget                     
b.      Bebee padang gambuh
c.       Be bebek be guling
d.      Sintat-sintut balebet di punapi
e.       Pangigi di kawahe

2)      suba jelek mara inget, sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . .
a.    Sesonggan                    c. raos ngempelin        e. wewangsalan
b.   Sesenggakan                 d. peparikan

2)      Asep . . . . . .majagau, madue arti  nakep lenggar aji kau.
a.       Andus                         c. dupa                        e. asep
b.      Menyan                       d. roko

4.      Peparikan (pantun)
1)       Meli gabus duang kranjang
 lamben bodag sing ngenyakin
 ………………………………
enyen kodag mangenyakin.

a.       Anak jani liunan omong                     
b.      Uling cerik metandang bajang
c.       Ngalap wani ngaba kemong
d.      yadin bagus mata kranjang
e.       Kaden boh kenying-kenying

2)      Clebingkah beten biu
Blahan pane blahan paso
Gumi linggah ajak liu
Ada kene ada keto
sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
a.       Sesonggan                         c. raos ngempelin        e. wewangsalan
b.      Sesenggakan                     d. peparikan
3)       Meli gabus duang kranjang
 lamben bodag sing ngenyakin
yadin bagus mata kranjang
enyen kodag mangenyakin.
sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
a.       Peparikan                          d. sesonggan
b.       raos ngempelin                 e. wewangsalan
c.       Sesenggakan                    
d.       
5.      SLOKA (bidal)
1)      Buka slokane, adeng buin sepita, sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
a.       Peparikan                          d. sesonggan
b.       raos ngempelin                 e. wewangsalan
c.       sloka                     
2)      Buka slokane, adeng buin sepita, madue arti, sekadi ring sor . . . . .
a.       kaucapang ring anake sane neten uning ngajinin pitresnan kalih paweweh anak lianan (timpal).
b.      napi sane kakaryanin, sapunika taelr pikolehipun; yening melaksana kaon, sinah sengkala sane jagi kapanggih.
c.        sakadi anake sane nantangin musuh sane sampun nengil.
d.      kaucapang ring anake sane kalintang plapan (tangar) ngraos lan melaksana.
e.       wiakti sukeh pisan anake dados klian jaga ngladenin anak akeh (rakyat).
3)      kaucapang ring anake sane kalintang plapan (tangar) ngraos lan melaksana, sejeroning buka slokane. . . . . .
a.       aji keteng mudah, aji dadua mael
b.      ajum-ajuman puuh, sangkure masih ia
c.       apa ane pamula, keto ane kapupu
d.      adeng buin sepita
e.       , kasur ceburin, dui langkahin



6.      BEBLABADAN (permainan bunyi)
1)      Majempong bebek, arti sujatine . . . . . .
a.       Ngambul
b.      Mapanengan
c.       Tresna
d.      Jambul
e.       Bulan-bulanan

2)      Majempong bebek, sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
a.       Peparikan                          d. sesonggan
b.       raos ngempelin                 e. wewangsalan
c.       beblabadan                       

3)      Madasar nasi, arti sujatine  . . . . . . . .
a.      Saying                         c. bulanan                   e. tunangan
b.      Ngintip                        d. mapangenan
c.        
7.      SESAWANGAN (Perumpamaan)
1)      Batisne lantang kadi batis cangak, sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
a.       Peparikan                                d. sesonggan
b.       sesawangan                            e. wewangsalan
c.       beblabadan                 

2)      Alisne nyurarit, kadi . . . . . .
a.       Bok jagung                  c. tatit                          e. juk
b.      Don intaran                 d. cangak

3)  Seledetanne kadi . . . . .
a.       Bok jagung                  c. tatit                          e. juk
b.      Don intaran                 d. cangak

8.      PAPINDAN (pengumpamaan)
1)      Cokore mudak sinungsang, tegesipun:
a.       mirib caling kidang
b.      sledat-sledet manis
c.       mirib batun sumangka
d.      kukune mirip papah biu, sada lengkung
e.       sakadi bungan pudake sungsang
2)      Betekan batise meling padi, tegesipun:
a.       sekadi beling padi
b.      mirib caling kidang.
c.       karnane becik sumpangin sekar.
d.      lambene mirip buah katirah barak.
e.       rambutne maombak-ombakan

3)      Cecingakane natit, tegesipun:

a.                sledat-sledet manis
b.               beling padi
c.                mirin caling kidang
d.               mirib batus sumangka
e.                rambutne maombak-ombakan

9.      cecimpedan(teka-teki)
1)      apa ke anak cenik ngemu getih?
a.       Klepon                        c. gula bali                   e. toya
b.      Arak                            d. uyah

2)      Apa ke bilang tolih ngejohang?
a.       Batis                c. kuping                     e. jantuk
b.      Layah              d. bok

3)      Apa ke ane dituunne enggal, dimenekne makelo?
a.       Lidi                 c. benang                     e. tenges
b.      Jaum                d. cacing

10.  CECANGKRIMAN (syair Teka-Teki)
1)   Bapa pucung, indeng-indeng di alas agung, panake koryak-koryak,….
a.       di kayune ya padingkrik, basing pelung, tendase majajambulan.
b.      Sing paek ye ninjakin, Uber kepung, I kaki incang-incangang
c.       Apang elahang agigis, Musti blenggu,  Majalan ditu magaang.
d.      Tur macunguh, nanging tusing bisa ngungas
e.       Taut ngandang ngulintik, bes kadurus, pengencele mametelang

2)   Jalan buntu, tan masepak nolor terus, nyen makeneh mentas-apang elahan agigis,
a.       Asing paek ya ninjakin, uber kepung,I kaki incang-incangang
b.      Apang elahang agigis, Musti blenggu,  Majalan ditu magaang.
c.       panakne jekjek enjekin, menek tuun, memenne gelut gisiang
d.      Sing paek ye ninjakin, Uber kepung, I kaki incang-incangang.
e.       Dikayune ya padingkrik, basang pelung, tendase majajambulan
3)      Jalan buntu, tan masepak nolor terus, nyen makeneh mentas-apang elahan agigis, sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
a.       Peparikan                                d. sesonggan
b.      cecangkriman                          e. wewangsalan
c.       beblabadan                 

11.  CECANGKITAN (syair teka-teki)
1)      Tain cicing dengdeng goreng jaen, tegesipun:
a.      1. Yening dengdenge gorreng sinah jaen, 2. Yening tain cicinge sinah nenten dados goreng.
b.      1. Padange sinah nenten sida dados arit, 2. Yening padange abas antuk arit janten dados.
c.       1. Ipun nglepasin sekolah artine nenten masekolah.
d.      1. Yening kompeke sane matali nika mawasta gandek.
e.       1. Makasami anake madue nyonyo, boya ja nyeseo nyonyo sakadi anak rare.
2)      Kapal melabuh madelod, ngenah badajanne, tegesipun:
a.       Yening cingakin kapale saking kaler, sinah sisin kapale balerne sane kanten.
b.      Yening entude sinah nenten dados jalanang, sane kajalanang batis, boya ja entud.
c.       1. Kakolongane sinah nenten dados gelekang, kewanten yening ajeng-ajengan janten dados gelekang.
d.      1. Yening rumus hitungane wiakti sulit (tan kauningin), kewanten jalanne (rurunge) sami kauningin, yening jalan hitungane nenten kauningin.
e.       1. Yening anake rikala negen napi-napi raris tumbak, janten nenten dados, 2. Kewanten yening anak makta tumbak tegena punika dados.
3)      Yening anake rikala negen napi-napi raris tumbak, janten nenten dados, 2. Kewanten yening anak makta tumbak tegena punika dados……
a.       Rumus hitungane makejang sukeh, nanging jalanne makejang tawang
b.      Kapal melabuh madelod, ngenah badajanne
c.       Anake negen tumbak tusing dadi,
d.      Ia gelem antudne tusing dadai jalananga
e.       Awak suba bajang enu masih manyonyo

12.     RAOS NGEMPELIN (ungkapan pelawakan)
1)      Lamun payu motonan, beli nyelingin, tegesipun……
a.       1. Dadi galuh, 2. Ngaluhin + juru aluh (nongos).
b.      1. Nyelengin = lakar maan celeng, 2. Nyelengin = ningalin sambilang nyeleng.
c.       1. Kamen antuk benang, jaka mentik di pangkunge, 2. Benang kamenen, ajaka di pangkunge.
d.      1. Daar sanan = pesan madaar dini, 2. daar sanan = naar sanan.
e.       1. Dimantuke = dawegne mantuk (budal), 2. Dimantuke = diman tuke.
2)      Yang nguangun arja, tiang ngaluhin, tegesipun….
a.       1. Dadi galuh, 2. Ngaluhin + juru aluh (nongos).
b.      1. Kamen antuk benang, jaka mentik di pangkunge, 2. Benang kamenen, ajaka di pangkunge.
c.       1. Kanginan = genah ipun medangin, 2. kanginan = tempuh angin.
d.      1. Nyelengin = lakar maan celeng, 2. Nyelengin = ningalin sambilang nyeleng.
e.       1. Dimantuke = dawegne mantuk (budal), 2. Dimantuke = diman tuke.
3)      Madaarsanan malu dini, tegesipun…..
a.       1. Daar sanan = pesan madaar dini, 2. daar sanan = naar sanan.
b.      1. Kamulane telah = sanggah kamulane kedas, 2. Kamulane telah = pokok dagangene sampun telas (rugi).
c.       1. Nglodlodang = entikipun madlodlod, 2. Nglodlodang = sayan ngelodang.
d.      1. Kanginan = genah ipun medangin, 2. kanginan = tempuh angin.
e.       1. Nyelengin = lakar maan celeng, 2. Nyelengin = ningalin sambilang nyeleng.
13.  SESIMBING (sindiran)
1)      Be di pongerangan baang ngeleb, sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
a.       Sesimbing                                c. sesonggan                e.  sloka
b.      Sesenggakan                           d. beblabadan
2)      Bas tegeh baan negak, dilabuhe baonge elung; tegesipun :
a.       Sakadi anake polih pangkat tegeh, raris nyeled
b.       Kaucapang ring anake sane sombong.
c.       Asapunapi je ririh anake, pasti ipun taen iwang utawi salah.
d.      Sakadi anake ngambil anak istri bajang, sampun kakeniang, rikala ipun lenge, anak istri punika malaib
e.       Sekadi hidup anake ada dibaduur ada di beten
3)      Bas tegeh baan negak, dilabuhe baonge elung; tegesipun :Sakadi anake polih pangkat tegeh, raris nyeled. Sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . . .
a.       Sesimbing                          c. sesonggan                e.  sloka
b.      Sesenggakan                     d. beblabadan

14.  SESAPAN (doa)
1)"Kaki-kaki bentuyung sampunang kasiabange titiang, tiang cucun kakine." sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .

            a. sesapan                                c. sesonggan                e. sloka
            b. sesimbing                            d. beblabadan
2) Sesapan suara kedis caak :
a. "Ratu Betara Sangkara, titiang nglungsur taru druene, mangda titiang nenten tulah."
   b. "Kakasang ngengsut di ambune."
   c. "Kaki-kaki bentuyung sampunang kasiabange titiang, tiang cucun kakine."
d. "Jero sane nuenang genahe/margine, tiang nyelang genahe icen tiang       karahajengan."
e. "Buncul agung sepit semprong tuara bakatanga."
3) Sesapan mabebaosan, masuara cek-ceke :
"Sidi Saraswati." sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
            a. sesapan                                c. sesonggan                e. sloka
            b. sesimbing                            d. beblabadan

15.  TETINGKESAN
1) Mai medaar ka-paon kangguang nasi ken uyah keres! sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
            a. tetingkesan                          c. sesonggan                e. sloka
            b. sesimbing                            d. beblabadan

2) conto tetingkesan:
   a.  Mai medaar ka-paon kangguang nasi ken uyah keres!
   b. apa ke anak cenik ngemu getih?
   c. makunyit dialas
   d. madamar bangke
   e. buta tumben kedat

3) Mai ………… ka-paon kangguang nasi ken uyah keres!
   a. ngajeng                             c. ngrayunan                e. neda
   b. medaar                             d. ngamah      
  
16.  SESAWANGAN
1) Anak istri kepura mapusung gonjer. sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
            a. sesawen                               c. sesonggan                e. sloka
            b. sesimbing                            d. beblabadan

2) Wenten anak nandur ….. saha ngandong anak alit tetiga.
   a. kepala                               c. baong           e.lambe
   b. batis                                  d. mata
3) Puniki sesawen anake istri punika kari bajang. sejeroning basita paribasa Bali kawastanin. . . . .
            a. sesawen                   c. sesonggan                            e. sloka
            b. sesimbing                d. beblabadan