BAB
1
PENGERTIAN
MUSIK
Musik
pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media
penciptaannya. Walaupun dari waktu ke waktu beraneka ragam bunyi, seperti
klakson maupun mesin sepeda motor dan mobil, handphone, radio, televisi,
tape recorder, dan sebagainya senantiasa mengerumuni kita, tidak
semuanya dapat dianggap sebagai musik karena sebuah karya musik harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Syarat-syarat tersebut merupakan suatu system yang ditopang oleh
berbagai komponen seperti melodi, harmoni, ritme, timbre (warna suara), tempo,
dinamika, dan bentuk. Sebelum lebih jauh membahas syarat-syarat tersebut
berikut aspek-aspek lain yang terkait dengannya seperti sejarah musik, pencipta
musik, karya-karya musik, dan berbagai formasi pertunjukan musik, bab ini akan
terlebih dahulu meninjau beberapa definisi tentang musik, fungsi musik, dan
jenis-jenis musik.
1.1 Pengertian
Musik
Walaupun
banyak dari para ahli musik telah mencoba memberikan definisi tentang musik,
namun hingga kini belum ada satupun yang diyakini merupakan satu-satunya
pengertian yang paling lengkap. Tampaknya ada yang memahami musik sebagai kesan
terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengarannya. Di samping itu ada
juga yang pemahamannya bertolak dari asumsi bahwa musik adalah suatu karya seni
dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. Walaupun demikian ada juga yang
berbeda pandangan dari kedua model tersebut. Terlepas dari berbagai perbedaan
sudut pandang tersebut, beberapa definisi berikut ini dapat membantu kita untuk
memahami pengertian tentang musik. Dari penulis-penulis Indonesia di antaranya
dapat dijumpai sejumlah definisi tentang musik: Jamalus (1988, 1) berpendapat
bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi
musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur
musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi
sebagai satu kesatuan. Rina (2003, 9) setuju dengan pendapat bahwa musik
merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui
suara atau bunyibunyian. Prier (1991, 9) setuju dengan pendapat Aristoteles
bahwa music merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan
rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.
Menurut
ahli perkamusan (lexicographer) musik ialah: ”Ilmu dan seni dari
kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi
dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun khususnya
bersifat emosional”1 Walaupun demikian selama berabad-abad para ahli menganggap
bahwa definisi kamus tersebut kurang memuaskan. Sebagai alternatif, di
antaranya ada yang memahami musik sebagai ”bahasa para dewa”; yang lainmengatakan
bahwa: ”music begins where speech ends” (musik mulai ketika ucapan
berhenti). Romain Rolland berpendapat bahwa music adalah suatu janji keabadian;
bagi Sydney Smith musik ialah satusatunya pesona termurah dan halal di muka
bumi. Goethe berpendapat bahwa musik mengangkat dan memuliakan apa saja yang
diekspresikannya. Mendelssohn meyakini bahwa music dapat mencapai suatu wilayah
yang kata-kata tidak sanggup mengikutinya, dan Tchaikovsky berkata bahwa musik
adalah ilham yang menurunkan kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik
adalah logika bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat. Ia
merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan bunyi, yang
terorganisasi dan terkristalisasi. Sehubungan dengan itu Herbert Spencer,
seorang filsuf Inggris mempertimbangkan musik sebagai seni murni tertinggi yang
terhormat. Dengan demikian musik adalah pengalaman estetis yang tidak mudah
dibandingkan pada setiap orang, sebagaimana seseorang dapat mengatakan sesuatu
dengan berbagai cara (Ewen 1963, vii-viii).Dari perspektif interpretasi atau
penikmatannya, musik juga dapat dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki
beberapa karakteristik yang mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut
Machlis (1963, 4) memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama
seperti bahasa pada umumnya,
yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman.
Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun
tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda. Setiap kata-kata memiliki
pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada
memiliki pengertian karena
hubungannya dengan nada-nada yang lain. Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang
spesifik sedangkan music menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari
pikiran atauperasaan. Dari beberapa pendapat di atas setidaknya dapat dipahami
bahwa musik merupakan salah satu cabang seni pertunjukan seperti tari, drama, puisi,
dan sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, musik adalah
1 Terjemahan dari: “The
science and art of the rhytmic combination of tones, vocal or
instrumental,
embracing melody and harmony for the expression of anything possible by
this means, but
chiefly emotional”
(Ewen 1963, vii).
ungkapan perasaan seseorang yang
dituangkan lewat komposisi jalinan nada atau melodi, baik dalam bentuk karya
vokal maupun instrumental. Di samping itu musik adalah suatu karya seni yang
tersusun atas kesatuan unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur,
dan ekspresi.
Menurut ahli perkamusan (lexicographer)
musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun
instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja
yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”1 Walaupun demikian
selama berabad-abad para ahli menganggap bahwa definisi kamus tersebut kurang
memuaskan. Sebagai alternatif, di antaranya ada yang memahami musik sebagai ”bahasa
para dewa”; yang lain mengatakan bahwa: ”music begins where speech ends”
(musik mulai ketika ucapan berhenti). Romain Rolland berpendapat bahwa music adalah
suatu janji keabadian; bagi Sydney Smith musik ialah satusatunya pesona
termurah dan halal di muka bumi. Goethe berpendapat bahwa musik mengangkat dan
memuliakan apa saja yang diekspresikannya. Mendelssohn meyakini bahwa music dapat
mencapai suatu wilayah yang kata-kata tidak sanggup mengikutinya, dan
Tchaikovsky berkata bahwa musik adalah ilham yang menurunkan kepada kita
keindahan yang tiada taranya. Musik adalah logika bunyi yang tidak seperti
sebuah buku teks atau sebuah pendapat. Ia merupakan suatu susunan vitalitas,
suatu mimpi yang kaya akan bunyi, yang terorganisasi dan terkristalisasi.
Sehubungan dengan itu Herbert Spencer, seorang filsuf Inggris mempertimbangkan
musik sebagai seni murni tertinggi yang terhormat. Dengan demikian musik adalah pengalaman estetis yang tidak
mudah dibandingkan pada setiap orang, sebagaimana seseorang dapat mengatakan
sesuatu dengan berbagai cara (Ewen 1963, vii-viii). Dari perspektif interpretasi
atau penikmatannya, musik juga dapat dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki
beberapa karakteristik yang mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut
Machlis (1963, 4) memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama
seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Sebagai
bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun tentunya
musik merupakan bahasa yang berbeda. Setiap kata-kata memiliki pengertian yang
kongkrit, sementara nada-nada memiliki pengertian karena hubungannya dengan
nada-nada yang lain. Kata-kata mengekspresikan
ide-ide yang spesifik sedangkan music menyugestikan pernyataan-pernyataan
misterius dari pikiran atau perasaan.
Dari beberapa pendapat di atas
setidaknya dapat dipahami bahwa musik merupakan salah satu cabang seni
pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah karya
seni, musik adalah
1 Terjemahan dari: “The science and
art of the rhytmic combination of tones, vocal or
instrumental,
embracing melody and harmony for the expression of anything possible by
this
means, but chiefly emotional” (Ewen 1963, vii). ungkapan
perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi jalinan nada atau melodi,
baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental.
Di
samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas kesatuan
unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur, dan ekspresi.
1.2.
Manfaat Musik
Dari
perspektif filsafat, musik diartikan sebagai bahasa nurani yang menghubungkan
pemahaman dan pengertian antar manusia pada sudut-sudut ruang dan waktu, di
mana pun kita berada. Oleh karena itu Nietzsche, seorang filsuf Jerman,
meyakini bahwa musik tidak diragukan
dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan manusia.
Sehubungan
dengan itu ia mengatakan: "Without music, life would be an error."
Dalam kenyataannya musik memang memiliki fungsi atau peran yang sangat
penting sehingga tidak satupun manusia yang bisa lepas dari keberadaan musik.
1.2.1.
Musik Sebagai Hiburan
Aristoteles,
filsuf Yunani yang lahir di Stagira pada tahun 384 SM, mengatakan bahwa musik
mempunyai kemampuan untuk mendamaikan hati yang gundah. Sehubungan dengan itu
musik memiliki efek terapi yang rekreatif dan lebih jauh lagi dapat menumbuhkan
jiwa patriotisme. Pandangan Aristoteles ini setidaknya memberikan gambaran
kepada kita bahwa dalam mengarungi bahtera kehidupannya, manusia tidak selalu menjumpai
hal-hal yang menyenangkan. Suatu ketika ia bisa mengalami peristiwa yang
menyedihkan, memilukan, atau bahkan menyakitkan, sedangkan di lain waktu, bisa
juga mengalami peristiwa yang sungguh menyenangkan. Musik dapat mempengaruhi
hidup seseorang, hanya dengan musik, suasana ruang batin seseorang dapat
dipengaruhi. Entah apakah itu suasana bahagia ataupun sedih, bergantung pada
pendengar itu sendiri. Yang pasti, musik dapat memberi semangat pada jiwa yang
lelah, resah dan lesu. Apalagi bagi seseorang yang sedang jatuh cinta, music seakan-akan
dapat menjadi kekuatan untuk menyemangati perjalanan cinta seseorang. Sebagai
hiburan, musik dapat memberikan rasa santai dan nyaman atau penyegaran pada
pendengarnya. Terkadang pada saat pikiran kita lagi risau, serba buntu, dan
tidak tahu apa yang harus dilakukan; dengan mendengarkan musik, segala pikiran
bisa kembali segar. Hasilnya, kita bersemangat kembali mengerjakan sesuatu yang
tertunda.
Di
samping itu sebagai hiburan, musik juga dapat menyembuhkan depresi, musik
terbukti dapat menurunkan denyut jantung. Ini membantu menenangkan dan merangsang
bagian otak yang terkait ke aktivitas emosi dan tidur. Peneliti dari Science
University of Tokyo menunjukkan bahwa musik dapat membantu menurunkan tingkat
stres dan gelisah. Penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan musik klasik
adalah cara terbaik untuk membantu mengatasi depresi.
1.2.2.
Musik dan Terapi Kesehatan
Musik
dapat berfungsi sebagai alat terapi kesehatan. Ketika seseorang mendengarkan
musik, gelombang listrik yang ada di otaknya dapat diperlambat atau dipercepat
dan pada saat yang sama kinerja sistem tubuh pun mengalami perubahan. Bahkan,
musik mampu mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi stres seseorang, serta mampu
meningkatkan daya ingat. Musik dan kesehatan memiliki kaitan erat, dan tidak
diragukan bahwa dengan mendengarkan music kesukaannya seseorang akan mampu
terbawa ke dalam suasana hati yang baik dalam waktu singkat. Musik juga memiliki kekuatan memengaruhi
denyut jantung dan tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo, dan
volumenya. Makin lambat tempo musik, denyut jantung semakin lambat dan tekanan
darah menurun. Akhirnya, pendengar pun terbawa dalam suasana santai, baik itu
pada pikiran maupun tubuh. Oleh karena itu, sejumlah rumah sakit di luar negeri
mulai menerapkan terapi musik pada pasiennya yang mengalami rawat inap. Musik
dapat menyembuhkan sakit punggung kronis, ia bekerja pada sistem syaraf
otonom yaitu bagian sistem syaraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan
darah, denyut jantung, dan fungsi otak—yang mengontrol perasaan dan emosi.
Menurut penelitian, kedua system tersebut bereaksi sensitif terhadap musik.
Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat
kita menegangkan ratusan otot dalam punggung. Mendengarkan musik secara teratur
membantu tubuh santai secara fisik dan mental sehingga membantu menyembuhkan
dan mencegah sakit punggung. Para ahli yakin setiap jenis musik klasik seperti
Mozart atau Beethoven dapat membantu sakit otot.
Fungsi
kesehatan lain ialah untuk membantu kelahiran. Dengan memperdengarkan musik,
ibu hamil akan terbantu dalam menghadapi rasa sakit saat melahirkan. Bentuk
ekspresi melalui musik dapat menyembuhkan sakit dalam tubuh dan membantu otot
menjadi relaks.
Dokter
menganjurkan jenis musik klasik atau musik masa kini tetapi mendengarkan musik
pilihan sendiri juga baik. Telah terbukti bahwa musik juga sangat membantu anak
sebelum menjalani operasi. Mendengarkan musik bagi anak yang tengah menunggu
operasi dapat membantu menyembuhkan ketakutan dan gelisah karena musik membantu
menenangkan ketegangan otot. Meskipun tidak ada musik khusus, musik-musik yang
akrab bagi anakanak jelas yang terbaik.
1.2.3.
Musik dan Kecerdasan
Musik
memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan manusia. Salah satu istilah
untuk sebuah efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang memiliki kemampuan
untuk meningkatkan intelegensia seseorang, yaitu Efek Mendengarkan Musik
Mozart. Hal ini sudah terbukti, ketika seorang ibu yang sedang hamil duduk
tenang, seakan terbuai alunan musik tadi yang juga ia perdengarkan di perutnya.
Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang
lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada
musik. Dengan cara tertentu, otak pun akan distimulasi untuk “belajar” segala
sesuatu lewat nada-nada musik. Selain itu, musik-musik yang berirama klasik
adalah jenis musik yang dianjurkan banyak pakar buat ibu hamil dan si bayi,
yaitu bisa mencerdaskan bayi dan juga bisa memberi ketenangan buat ibu yang sedang
hamil. Sehubungan dengan itu mencegah kehilangan daya ingat. Bagi banyak orang
yang mengalami kehilangan daya ingat dimana berbicara dengan bahasa menjadi
tidak berguna. Musik dapat membantu pasien mengingat nada atau lagu dan
berkomunikasi dengan sejarah mereka. Ini karena bagian otak yang memproses
musik terletak sebelah memori. Para peneliti menunjukkan bahwa orang dengan
kehilangan daya ingat merespon lebih baik terhadap jenis musik pilihannya.
1.2.4.
Musik dan Kepribadian
Musik
diyakini dapat meningkatkan motivasi seseorang. Bagi orang yang berolahraga
musik dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan olahraga yang lebih baik.
Untuk selanjutnya pada saat berolahraga musik membantu olahragawan untuk
meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan olahragawan
dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga. Jenis musik terbaik untuk
olah raga adalah musik dengan musik tempo tinggi seperti hip-hop
atau
musik dansa.
Motivasi
adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan suasana hati
tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan
bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka
semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Coba saja
diingat saat upacara bendera setiap Senin pagi yang di dalam upacara tersebut
kita diwajibkan menyanyikan lagu wajib nasional itu, semata-mata kan hanya
untuk menimbulkan motivasi mencintai negeri, mengenang jasa pahlawan, dan member
semangat baru pada pesertanya. Hal ini seharusnya berlaku juga pada irama mars
yang merupakan irama untuk mengobarkan semangat perjuangan. Perkembangan
kepribadian seseorang juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jenis musik yang
didengar. Sewaktu kecil kita suka mendengarkan lagu-lagu anak, setelah dewasa
kita pun akan memilih sendiri jenis musik yang kita sukai. Pemilihan jenis
musik yang disukai bisa dibilang membantu kita untuk memberikan nuansa hidup
yang kita butuhkan.
1.3.
Fungsi Musik dalam Masyarakat
Sebagai
bagian dari kesenian yang merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan
universal, musik memiliki fungsi sosial yang secara universal umumnya dapat
ditemukan di setiap kebudayaan sukubangsa
manapun di seluruh dunia.
1.3.1.
Fungsi Ekspresi Emosional
Pada
berbagai kebudayaan, musik memiliki fungsi sebagai kendaraan dalam
mengekspresikan ide-ide dan emosi. Di Barat music digunakan untuk menstimulasi
perilaku sehingga dalam masyarakat mereka ada lagu-lagu untuk menghadirkan
ketenangan. Para pencipta musik dari waktu ke waktu telah menunjukkan
kebebasannya mengungkapkan ekspresi emosinya yang dikaitkan dengan berbagai objek
cerapan seperti alam, cinta, suka-duka, amarah, pikiran, dan bahkan mereka
telah mulai dengan cara-cara mengotak-atik nada-nada sesuai dengan suasana
hatinya.
1.3.2.
Fungsi Penikmatan Estetis
Pada
dasarnya setiap orang telah dikaruniai oleh Tuhan Allah dengan berbagai
kemampuan belajar (ability to learn) dan bakat (talent) tentang
apa saja. Selain bisa belajar dari lingkungan alam dan sosialnya, orang juga
bisa belajar dari pengalamannya sendiri. Setiap orang memiliki kemampuan dan
kecepatan berbeda-beda dalam hal mencerap atau memahami keindahan tentang apa
saja termasuk pula keindahan musik.
Untuk
menikmati rasa indah (estetis), maka orang perlu belajar dengan cara
membiasakan diri mendengarkan musik-musik kesukaannya sendiri. Kemudian ia bisa
mulai mencoba mendengarkan musik-musikjenis
lain yang baru didengarnya dan kemudian akan menyukainya. Setiap jenis musik
memiliki keunikan melodis, ritmis, dan harmonis; maupun terkait dengan
komposisi dan instrumentasinya.
1.3.3.
Fungsi Hiburan
Hiburan
(entertainment) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan hati bagi
seseorang atau publik. Musik sebagai salahsatu cabang seni juga memiliki fungsi
menyenangkan hati, membuat rasapuas akan irama, bahasa melodi, atau keteraturan
dari harmoninya. Seseorang bisa saja tidak memahami teks musik, tetapi ia cukup
terpuaskan atau terhibur hatinya dengan pola-pola melodi, atau pola-pola ritme
dalam irama musik tertentu. Jika para penikmat musik klasik sangat senang
dengan kompleksitas bangun musik dan orkestrasinya, maka pencinta musik pop lebih
terhibur dengan teks syair, melodi yang menyentuh kalbu, atraksi panggung, atau
bahkan hanya popularitas penyanyinya saja. Kini music bahkan ditengarai lebih
berfungsi hiburan karena industri music berkembang dengan sangat cepat.
1.3.4.
Fungsi Komunikasi
Musik
sudah sejak dahulu digunakan untuk alat komunikasi baik dalam keadaan damai
maupun perang. Komunikasi bunyi yang menggunakan sangkakala (sejenis trumpet),
trumpet kerang juga
digunakan
dalam suku-suku bangsa pesisir pantai, kentongan juga digunakan sebagai alat
komunikasi keamanan di Jawa, dan teriakanteriakan pun dikenal dalam suku-suku
asli yang hidup baik di pegunungan maupun di hutan-hutan.
Bunyi-bunyi
teratur, berpola-pola ritmik, dan menggunakan aluralur melodi itu menandakan adanya fungsi
komunikasi dalam musik. Komunikasi elektronik yang menggunakan telepon semakin
hari semakin banyak menggunakan bunyi-bunyi musikal.
1.3.5.
Fungsi Representasi Simbolik
Dalam
berbagai budaya bangsa, suku-suku, atau daerah-daerah yang masih mempertahankan
tradisi nenek-moyang mereka; music digunakan sebagai sarana mewujudkan
simbol-simbol dari nilai-nilai tradisi dan budaya setempat. Kesenangan,
kesedihan, kesetiaan, kepatuhan, penghormatan, rasa bangga, dan rasa memiliki,
atau perasaan-perasaan khas mereka disimbolkan melalui musik baik secara sendiri
maupun menjadi bagian dari tarian, syair-syair, dan upacaraupacara.
1.3.6.
Fungsi Respon Sosial
Para
pencipta lagu nasional Indonesia sangat peka terhadap adanya kondisi sosial,
tingkat kesejahteraan rakyat, dan kegelisahanmasyarakat. Mereka menciptakan
lagu-lagu populer yang menggunakansyair-syair menyentuh perhatian publik
seperti yang dilakukan oleh bimbo, Ebiet G. Ade, Iwan Fals, Harry Roesli,
Gombloh, Ully Sigar Rusady, dan masih banyak lagi. Pada umumnya para pencipta
lagu itu melakukan kritik sosial dan bahkan protes keras terutama ditujukan kepada
pemerintah. Para pengamen jalanan juga tak kalah seru mengumandangkan lagu-lagu
protes sosialnya, misalnya lagu yang bertema PNS, penderitaan anak jalanan,
generasi muda yang tanpa arah, dan lain sebagainya.
1.3.7.
Fungsi Pendidikan Norma Sosial
Musik
banyak pula digunakan sebagai media untuk mengajarkan norma-norma,
aturan-aturan yang sekalipun tidak tertulis namun berlaku di tengah masyarakat.
Para pencipta lagu anak seperti Bu Kasur, Pak Kasur, Pak Daljono, AT Mahmud,
Ibu Sud—semua berupaya mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat
kepada orangtua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada guru,
dan lain sebagainya. Keindahan alam, kesejahteraan sosial, kenyamanan hidup,
dan semua norma-norma kehidupan bermasyarakat telah mendapatkan perhatian yang
sangat penting dari para pencipta lagu tersebut.
1.3.8.
Fungsi Pelestari Kebudayaan
Lagu-lagu
daerah banyak sekali berfungsi sebagai pelestari budayanya, karena tema-tema
dan cerita di dalam syair menggambarkan budaya secara jelas. Syair-syair lagu
sering juga berasal dari pantunpantun yang biasa dilantunkan oleh masyarakat
adat dan daerah-daerah di Indonesia. Budaya Minangkabau dapat dipertahankan
keberadaannya dengan berbagai cara, tetapi musik Minang sangat jelas
karakteristiknya yang mudah mewakili daya tarik terhadap tempat berkembangnya budaya
itu ialah Propinsi Sumatera Barat dan sekitarnya. Lagu-lagu Jawa, mulai dari
yang klasik hingga kini yang berwarna populer seperti musik campursari,
digemari masyarakat Jawa Tengah dan Daerah istimewa Yogyakarta untuk melengkapi
musik kroncong yang lebih dahulu berkembang. Ada budaya Jawa yang dilestarikan
melalui syairsyair berbasa Jawa, melodi-melodi yang bernuansa Jawa dari
karawitan. Musik Sunda dan sekitarnya di Propinsi Jawa Barat memiliki rasa yang
sangat khas adalah bagian dari upacara-upacara sosial dan keagamaan masyarakatnya.
Indonesia memiliki kekayaan budaya dan terutama musiknya seperti termasuk yang
paling dikenal dunia seperti Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan
Papua.
1.3.9.
Fungsi Pemersatu Bangsa
Setiap
bangsa memiliki lagu kebangsaan (national anthem) yang mewakili citarasa
estetik, semangat kebangsaan, dan watak dari budaya masing-masing. Lagu
kebangsaan Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Soepratman adalah lagu
atau musik yang diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang mendiami daerah-daerah
di wilayah Nusantara yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil. Keaneka-ragaman
budaya yang sangat banyak jumlahnya harus dirangkum dalam satu kesatuan budaya
nasional tanpa meninggalkan budaya-budaya lokal. Dalam kesatuan tanah-air, bangsa,
dan bahasa; Indonesia diperkenalkan kepada dunia melalui Indonesia Raya.
Tetapi, lagu-lagu nasional Indonesia juga tidak sedikit yang bisa berfungsi sebagai
pemersatu bangsa sekalipun bukan sebagai lagu kebangsaan, contohnya antara lain
Berkibarlah Benderaku, Bangun Pemudi-Pemuda, Bagimu Negeri,
Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Pusaka, Hari Merdeka, Rayuan
Pulau Kelapa, Mars Pancasila, Halo-Halo Bandung, dan Syukur.
1.3.10.
Fungsi Promosi Dagang
Musik
yang dikreasi untuk kepentingan promosi dagang kini banyak berkembang seiring
dengan laju pertumbuhan iklan yang disiarkan melalui radio-radio siaran dan
televisi-televisi swasta terutama di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia.
Musik-musik iklan bisa saja dirancang oleh penciptanya secara baru, tetapi juga
ada yang berbentuk penggalan lagu yang sudah ada, sudah populer, dan digemari
segmen pasar yang dituju.
1.4.
Musik Klasik dan Proses Sosial
Di
atas telah disinggung berbagai pemahaman musik serta fungainya sehingga dapat
kita maklumi bahwa musik memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan manusia
pada umumnya dan pada kebudayaan tertentu khususnya. Keberadaan musik pada
suatu kebudayaan adalah statu yang wajar karena ia adalah bagian dari kesenian
yang merupakan salah satu dari ciri kebudayaan universal. Manfaat dan fungsi
musik sebagaimana yang telah diuraikan di atas mengandung pengertian atau
definisi bahwa musik ialah proses sosial. Walaupun musik klasik termasuk ke
dalam kategori musik seni yang mengutamakan segi estetik dan artistik namun
dalam beberapa kesempatan secara insidental juga digunakan sebagai proses
sosial. Jenis musik klasik yang digunakan dalam proses sosial seperti misalnya,
resepsi perkawinan, pengangkatan jabatan, perayaan-perayaan, dan sebagainya,
biasanya dipilih yang ringan atau bersifat menghibur.
1.5
Musik Klasik dan Ekspresi Artistik
Walaupun
sama-sama memiliki fungsi menghibur, perbedaan musik klasik dengan jenis-jenis
musik hiburan lainnya adalah: Sementara musik hiburan melayani kebutuhan
pelepas lelah maka musik klasikmelayani rasa haus estetik dan artistik yang
lebih tinggi. Pada music hiburan audiens cenderung dilayani sehingga tidak
perlu repot-repot mencurahkan perhatiannya. Dengan kata lain audiens cenderung bersikap
pasif. Pada musik klasik audiens tidak semata-mata dilayani tapi
juga
disediakan spasi yang lebih luas untuk mencari sudut-sudut kenikmatan dalam
suatu karya musik.Sehubungan dengan itu musik hiburan biasanya sederhana sedangkan
kekuatannya terletak pada lirik yang didukung oleh melodi sederhana yang logis.
Dari segi sitem musikal sebenarnya tidak adaperbedaan yang signifikan di antara
musik hiburan dengan musik klasik diatonis; misalnya di antara lagi Ebied G.
Ade dan sonata W.A. Mozart. Namun pengolahannya yang mendalam pada musik klasik
sehingga mampu mewadahi tidak hanya semata-mata ekspresi estetis namun juga artistik.
Audiens musik klasik tidak melulu membutuhkan hiburan tapi secara aktif
membutuhkan kenikmatan estetis dan artistik. Guna memperoleh pengetahuan yang
lebih mendalam mengenai musik klasik maka pada bab berikutnya akan dibahas
latar sejarah singkat music klasik.
No comments:
Post a Comment